Isak Tangis Keluarga Mengenang Kebaikkan Pratu Roy Vebrianto Kepusara

Isak Tangis Keluarga Mengenang Kebaikkan Pratu Roy Vebrianto Kepusara

Bandung - Almarhum prajurit dari satuan Yonif Raider 400/Banteng Raider Batalyon Kodam IV Semarang/ Diponegoro, Pratu Roy Vebrianto, yang merupakan salah satu korban tewas akibat serangan sejumlah pasukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menewaskan dua prajurit TNI, pada Jumat (22/1) pagi dimakamkan Minggu (24/1/2021) di rumah duka, Baleendah, Kabupaten Bandung.

Almarhum sebelumnya ditugaskan di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini atau tepatnya di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua.

Saat kedatangan korban KKB ini, adik beliau Radit Avianto tidak kuasa melihat sang kakak yang terbungkus kain kafan. Ia tak sanggup menahan air mata ketika jenazah tiba di rumah duka.

Radit mengingat masa ketika sang kakak mengajak keluarga berlibur di Semarang. Di sana, Pratu Roy berpamitan kepada keluarga untuk pergi bertugas di Papua.

"Diajak main juga, diajak ke Semarang, nyampe Solo diajak jalan jalan. Itu jalan-jalan terakhir sama aa. Udah gitu pamitan pulang, aa berangkat," tutur Radit mengingat pertemuan terakhirnya, 

Dalam satu atau dua Minggu Pratu Roy sering memberikan kabarnya di sana. Kata Radit, kakaknya kesulitan untuk berkomunikasi karena jaringan telepon yang sulit.

"Ketemunya lewat telepon. Itu juga seminggu atau ga dua minggu sekali. Karena tugasnya begitukan, terus sinyalnya susah karena pake telpon satelit," kata Radit.

Radit memiliki cita-cita yang sama dengan sang kakak, yakni menjadi tentara. Ia ingin meneruskan titah keluarga yang berasal dari keluarga militer.

Meski begitu, beberapa hari sebelum dirinya tewas, Pratu Roy mengingatkan sang adik jika ingin menjadi tentara. Ia meminta agar adiknya memilih satuan Pasukan Infantri, Pasukan Konstrad atau Kopassus.

"Ada satu ucapan yang masih keinget dan bikin saya nangis, saya diamanatin disuruh masuk ke Pasukan Infantri, Konstrad atau ga Kopassus. itu doang, gak ada kata kata lain," kata Radit.

Perkataan demi perkataan sang kakak terus terngiang di benak Radit. Sebagai kakak, Pratu Roy tidak tergantikan.**