Humas PT Arara Abadi Ungkap Kronologis Berita Dugaan Petani Ubi Dikeroyok

Humas PT Arara Abadi Ungkap Kronologis Berita Dugaan Petani Ubi Dikeroyok

Pekanbaru - Tidak ada dugaan penganiayaan yang dilakukan karyawan PT Arara Abadi (AA) dalam kejadian yang diberitakan sejumlah media. Dan tidak ada oknum perusahaan PT AA menganiaya dalam perselisihan yang berdanpak hukum secara yuridis atau kekerasan fisik di Desa Tasik Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, dengan korban keluarga Pureden N (41Th), demikian dijawab Humas PT AA Nurul Huda, Jum'at pada redaksi kabarriau.com.

Untuk meluruskan kekeliruan tersebut Nurul menjelaskan kronlogis kejadian, "Pada hari Rabu tanggal 07 Oktober 2020 sekira pukul 20.30 WIB di KM 38 Dalam Desa Tasik Serai Kec. Talang Muandau Kab. Bengkalis tepatnya di areal Konsesi HTI PT Arara Abadi memang terjadi perselisihan.

"Tentunya tak ada asap kalau tak ada api, Kronologis Kejadian Berawal dari security PT. MCP melakukan pengamanan tenaga kerja kegiatan tanam  eucaliptus dan pemupukan di areal HTI PT Arara Abadi, Pada hari rabu tanggal 07 Oktober 2020 sekira pukul 08.00 WIB di KM 38 Dalam Desa Tasik Serai Kec. Talang Muandau Kab. Bengkalis," katanya.

Jelas Nurul, Pada areal yang sudah ditanam dan dipupuk tersebut, sebagian tanaman tidak ada lagi di lokasi dan telah ditanami ubi oleh orang yang tak dikenal (OTK) dilokasi itu.

Kemudian ulasnya, team security membersihkan tanaman ubi tersebut agar dapat ditanami eucaliptus atau akasia. Namun sekira pukul 15.00 WIB datang warga bernama Nainggolan dan Manurung mengakui memiliki lahan tersebut.

 

"Dan saat itu terjadi perdebatan dengan team security PT MCP dan sekira pukul 15.30 WIB perbedebatan selesai lalu saudara Nainggolan dan saudara Manurung serta security PT MCP meninggalkan lokasi perdebatan," katanya.

Ulas Nurul melanjutkan pelurusan kronolgis ini, Sekira pukul 18.30 WIB, team security melaksanakan aplusan jaga malam, selanjutnya anggota security PT MCP nama Saul Sinaga dan rekannya Pisli melakukan pengecheckan terhadap tanaman ubi yang baru ditanam dilokasi yang sama.

"Dan saat dilokasi team menemukan tanaman yang baru ditanam sudah dicabut dan tidak ada lagi diareal tersebut," ulas dia.

Jelasnya, saat anggota security Saul dan Pisli melakukan pengecekan terhadap tanaman tersebut dihampiri sekelompak orang yang tidak dikenal berjumlah sekitar 8 orang dan diduga melakukan ancaman kekerasan kepada anggota kepada anggota security Pisli.

Dari keterangan Pisli, katanya dia diancam dengan salah seorang dari 8 orang yang tidak dikenal tersebut dengan menempelkan senjata tajam berupa parang panjang ke arah perut.

"Kau mau mati mengecheck areal ini," jelas Nurul menirukan kata Pisli saat diduga diancam salah seorang yang tidak dikenal tersebut.

 

Kemudian jelasnya, dari keterangan anggota security Saul Sinaga menelephon Danton security PT MCP Roy Martin Siregar, dengan mengatkan "si Pisli sudah diancam komandan, parang sudah ditempelkan ke perut Pisli, kalo ada security datang lagi kesini pasti jatuh korban," kata Saul menelpohon komandannya.

"Lalu Danton security PT MCP Roy Martin menelephon Site Manager Security PT MCP Simson, dia mengatakan "anggota Pisli dan Saul Sinaga diancam dengan parang dan diduga disandera di lokasi tanaman yang telah dicabut oleh sekelompok orang tadi," katanya menceritakan laporan anggoa PT MCP tersebut.

Masih kata Nurul, sekira pukul 20.00 WIB team security PT MCP berangkat dari Distrik Duri 2 KM 38 Desa Tasik Serai Kec. Talang Muandau Kab. Bengkalis menuju ke areal Konsesi HTI PT Arara Abadi yang diduga dicabut tanamannya dan yang diklaim oleh kelompok Nainggolan itu.

"Sesampai di lokasi tersebut team security menuju ke sebuah pondok yang ada berdiri di areal Konsesi HTI PT Arara Abadi. Setiba di podok tersebut team security PT MCP menemui sekelompok orang yang berjumlah 8 orang yang sudah berkumpul dan memegang parang," lanjut Nurul.

Lalu Site Manager Security PT MCP bernama Simsoni menanyakan kepada orang tersebut, "siapa yang mengancam security tadi dengan parang?", lalu ada suara "teriakan"? dari kelompok orang tersebut dan terjadi bentrok antara security PT MCP dengan kelompok orang yang berjumlah 8 orang tersebut.

Saat terjadi bentrok salah seorang dari kelompok orang tersebut menyerang Site Manager Security PT Simsoni dengan menggunakan pisau, lalu anggota security bernama Vincen ingin menangkap pisau yang akan ditusukan ke arah Site Manager Security Simsoni oleh salah seorang pelaku tersebut.

 

"Namun pisau tersebut tidak berhasil dikuasai oleh security Vincen yang mengakibatkan tangannya luka dan terduga pelaku Victor Naingolan terjatuh ke tanah dalam keadaan masih menggengam sebilah pisau ditangan kanannya," ulas Nurul.

Kemudian lanjut Nurul, security yang berma Sahala Hasiholoan Sianturi diduga ingin menangkap Pelaku Victor Nainggolan yang sedang terbaring ditanah masih memegang pisau di tangan kanannya itu.

"Nah, seketika itu juga pelaku Victor diduga  langsung menusukan pisau ke arah perut Sahala yang mengakibatkan beliau terjatuh ke tanah," jelasnya.

Usai anggota security terluka, kemudian pelaku Victor melarikan diri diikuti dengan 8 orang yang lainnya.

Selanjutnya korban dari security yang mengalami luka tusuk benda tajam di bagian perutnya dibawa ke Puskesmas Serai Wangi Kec Talang Muandau, "Sayang sesampai di Puskesmas keadaan korban kritis yang banyak mengeluarkan darah tidak dapat diselamatkan lagi, 'Inalillah' beliau meninggal dunia," katanya.

Kini kasus tersebut ditangani oleh pihak berwajib, terkait masalah hukum kata Nurul itu diserahkan pada Polisi, "siapa yang bersalah biar hukum yang menentukan," pungkasnya.** 

 

Berita Sebelumnya Klik