RPJMD dan RPJPD DPRD Kepri Fokus Bahas Penghasil Pangan
Kabar Kepri - Setelah peta jalan ketahanan pangan Kepri disahkan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Riau (Kepri) menyoroti rendahnya ketahanan pangan di daerah itu, karena berada di urutan 30 terendah secara nasional, hal itu disampaikan Anggota DPRD Kepri Wahyu Wahyudin.
Wahyu Wahyudin menyampaikan tersebut setelah peta jalan ketahanan pangan tersebut disahkan, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Pemprov Kepri.
“Itu disebabkan kebutuhan bahan pangan di Kepri seperti beras, cabai hingga sayur-mayur dipasok dari Provinsi lain di Indonesia, bahkan sebagian di antaranya diimpor dari luar negeri. Ini dikarenakan minimnya produksi pertanian di seluruh Kabupaten/Kota se-Kepri,” kata Wahyudin di Tanjungpinang, 8 November 2023.
Persoalan ini, kata dia, yang kerap memicu ketidakstabilan harga bahan pokok di Kepri akibat stok pangan terbatas hingga biaya logistic pengiriman tinggi dari daerah sentra pertanian, misalnya Pulau Jawa. Berangkat dari situ, Wahyudin mendorong pemerintah daerah menyusun roadmap atau peta jalan dalam rangka mewujudkan program kemandirian pangan pada masa-masa mendatang.
Menurutnya selama Provinsi ini berdiri belum ada peta jalan ketahanan pangan, makanya sekarang perlu disusunjelas di Sektor Pertanian, sehingga bisa dipakai sampai kapanpun dan siapapun kepala daerahnya.
“Sekarang kita dorong peta ketahanan dibuat untuk menciptakan ketahanan pangan di daerah” ujarnya.
DPRD juga akan melakukan kajian terkait kebijakan apa saja yang bisa dijalankan Pemprov Kepri untuk menciptakan kemandirian pangan di daerah setempat. Ia mencontohkan, didalam peta jalan itu, ada wacana jangka panjang Pemprov Kepri ingin membentuk BUMD pangan, yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan pendapatan daerah sekaligus menjaga inflasi harga bahan pokok tetap stabil.
“Saya kira untuk jangka panjang BUMD pangan sangat penting, karena mereka bisa ikut andil menentukan harga pangan di pasaran, bukan Cuma pengusaha saja seperti yang selama ini terjadi, “ Ungkapnya.
Selain itu, Ketua Komisi II DPRD Kepri itupun mengutarakan dengan adanya peta jalan ketahanan pangan, ke depan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor bahan pangan dari daerah lain maupun luar negeri. Dia menekankan Pemprov Kepri melalui Dinas Ketahanan Pangan harus memetakan daerah-daerah potensial menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi permintaan local, seperti di Kabupaten Natuna dan Anambas.
Tak hanya itu, Pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan para pengusaha atau pemilik lahan tidur supaya lahannya bisa dikembangkan menjadi sentra pertanian.
“Tak perlu muluk-muluk, minimal produksi pertanian kita bisa memenuhi 30 persen untuk kebutuhan local, jangan terlalu bergantung pada impor saja,” ucap Wahyudin.
Sekdaprov Kepri, Adi Prihantara, dalam penyampaiannya Pemrov Kepri telah membuat peta jalan pembangunan pertanian menuju ketahanan pangan Kepri (talenta pangan Kepri). Menurut program itu akan masuk ke dalam RPJMD dan RPJPD Pemprov Kepri.**