Polres Inhu Ungkap 2 Kasus Perdagangan Orang

Polres Inhu Ungkap 2 Kasus Perdagangan Orang

Pelaku TPPO

Kabar Inhu - Kepolisian Resor (Polres) Indragiri Hulu (Inhu), Polda Riau menggelar konferensi pers atau press release terkait pengungkapan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) 

KasusTPPO atau persetubuhan tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu Riau, kata Kapolres AKBP Dody Wirawijaya, S.I.K yang diwakili Kasat Reskrim Polres Inhu, AKP Agung Rama Setiawan, S.I.K., M.Si didampingi Kanit PPA Satreskrim Polres Inhu, Ipda Dahniel dan PS Kasubsi Penmas Polres Inhu, Aipda Misran, di Mapolres Inhu, Senin 4 September 2023 siang.

Juni 2023 tim Opsnal Satreskrim Polres Inhu mendapat informasi terkait maraknya kasus TPPO atau persetubuhan di sebuah cafe di Desa Sidomulyo, Kecamatan Lirik.

Kemudian, 26 Juni 2023 malam, tim melakukan penyelidikan, undercover di cafe itu dengan berpura-pura menjadi tamu, benar saja, belum lama duduk, ada perempuan paruh baya diketahui berinisial RW alias Oca ( yang ternyata mucikari, menawarkan wanita untuk yang bisa diajak kencan atau hubungan layaknya suami istri.

Namun, jika tamu tertarik dan ingin berkencan, harus ada uang tips sebesar Rp500 ribu, sedangkan untuk biaya kenakalan tergantung hasil nego dengan perempuan yang dimaksud. Kemudian, tim yang menyamar memberikan uang Rp500 ribu, ternyata yang tersebut dibagi dengan TR alias Dora (46) selaku pemilik cafe.

Oca menelepon seorang perempuan yang bernama Vina, datang ke kafe, kemudian nego tarif dengan tamu, Vina menawarkan Rp1 juta, kemudian berlanjut ke sebuah penginapan terdekat. Saat itulah tim langsung mengamankan mengubungi tim lain untuk mengamankan Dora dan Oca.

Selanjutnya, 30 Agustus 2023 malam, tim kembali mendapatkan informasi jika masih ada praktik TPPO atau persetubuhan terselubung di disebuah cafe, Desa Candirejo, Kecamatan Lirik.

Atas perintah Kasat Reskrim Polres Inhu, tim melakukan penyelidikan undercover dengan menyamar sebagai tamu cafe. Setelah memesan minuman, datang seorang perempuan, ES alias Butet (52) sebagai pelayan cafe mendatangi anggota yang menyamar dan menawarkan perempuan yang bisa diajak berhubungan badan.

Namun, setelah nego, disepakati tarif sebesar Rp400 ribu untuk sekali main, selanjutnya Butet menyerahkan uang sebesar Rp300 ribu pada Winda, wanita yang akan melayani tamu. Sedangkan Rp100 ribu dikantongi Butet sebagai jasa transaksi. Selanjutnya, Winda menyerahkan uang pada PR alias Partik (50) sebagai pemilik cafe sebesar Rp300 ribu untuk disimpan, sebab dalam uang Rp300 ribu itu ada jatah Partik Rp50 ribu sebagai pemilik cafe.

Setelah itu, tim lain datang untuk mengamankan Butet dan Partik. "Semua tersangka sudah kita amankan di Mapolres Inhu untuk proses selanjutnya sekaligus barang bukti yang dibutuhkan untuk penyelidikan," tutup Kasat mengakhiri konferensi pers.