Sang Istri Di Tebing Tinggi Diketahui Dibunuh Dari Unggahan Medsos

Sang Istri Di Tebing Tinggi Diketahui Dibunuh Dari Unggahan Medsos

Tebing Tinggi - Seorang wanita berinisial S (23), warga Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut dilecehkan ketika akan mencari pekerjaan bahkan S dibunuh dan jasadnya dibuang ke ladang ubi.

Sepeda motornya dibawa lari oleh pelaku, Riski Pratama (19) yang tak lain merupakan pihak yang membuka lowongan pekerjaan kepada S.

Ihwal terungkapnya S menjadi korban pembunuhan ketika sang suami melihat unggahan di media sosial adanya sesosok jasad wanita ditemukan di ladang ubi di Desa Kuta Baru, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, pada 6 Juni 2023.

Kala itu, pria bernama Dicky (27) menduga jasad itu adalah istrinya. Dugaan itu diperkuat dengan adanya beberapa barang mirip milik istrinya yang telah 16 hari meninggalkan rumah.

"Sehingga pelapor melihat ada beberapa barang-barang yang mirip dengan barang korban yang telah hilang meninggalkan rumah selama 16 hari," kata Kasi Humas Polres Tebing Tinggi, AKP Agus Arianto, Jumat (9/6/23).

Dicky yang melihat hal itu, lalu beranjak ke lokasi kejadian. Benar saja, jasad tersebut merupakan istri dari Dicky. Setelah itu, Dicky membuat laporan ke Polres Tebing Tinggi atas kematian istrinya.

Agus menjelaskan peristiwa pembunuhan itu bermula pada Mei 2023. Saat itu, pelaku membuat unggahan di Facebook bahwa dia sedang mencari pengasuh anak. Melihat itu, korban lalu mengirim pesan kepada pelaku.

"Korban menginbox Facebook pelaku yang mana korban berminat untuk bekerja pada pelaku," ujarnya.

Selang empat hari, korban datang ke rumah pelaku untuk mengecek lokasi tempat kerjanya itu. Lalu, pada 22 Mei 2023 pagi, korban kembali datang untuk bekerja pertama kalinya di rumah pelaku di Jalan Taman Bahagia, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi, dengan menaiki sepeda motornya.

"Di rumah pelaku tersebut hanya ada pelaku. Kemudian, sekira pukul 09.00 WIB rumah pelaku tersebut didatangi oleh warga dikarenakan pelaku hanya berdua di dalam rumah bersama korban. Kemudian korban disuruh warga untuk keluar dari rumah," pungkas Agus.**