Pakar Pertambangan Dapat Pesan Penting Kedatangan Boss Mac Mooran?, Yusri; RI Jangan Jatuh Dilobang Sama “Badut tu?”

Pakar Pertambangan Dapat Pesan Penting Kedatangan Boss Mac Mooran?, Yusri; RI Jangan Jatuh Dilobang Sama “Badut tu?”

Kabar Jakarta - Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), mendapat pesan penting dan serius dari senior pertambangan yang ikut merancang UU Minerba menjelang buka puasa.

“Pesan penting itu di antaranya menyatakan PT Freeport Indonesia (PT FI) bukan Mac Mooran. Mac Moran hanya pemegang saham minoritas di PTFI,” demikian diungkapkan Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Minggu (16/4/23) malam di Jakarta. 

Selain itu kata Yusri, “pesan penting itu juga menegaskan bahwa pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia adalah BUMN PT.MID serta Tony Wenas adalah Dirut PTFI. Harusnya, PTFI lah yang aktif bicara atau bertemu dengan Plh Dirjen Minerba atau Menteri ESDM”.

“Tidak ada urusan dengan Richard Adkinson. Sehingga, RI-1 menerima kedua person ini. Terkait bertemu dengan Plh Dirjen Minerba atau Menteri ESDM itu sangat memalukan dan ini merendahkan martabat bangsa," ungkap Yusri mengutip pesan penting itu. 

Pesan itu menurut Yusri juga mengungkapkan keheranannya atas sikap Presiden. "RI -1 bisa galak ngomong menghadapi WTO, tetapi kenapa lemah kepada  Mac Mooran? Rasa-rasanya tidak nyambung dan kok bisa ya? Harusnya RI-1 minta Menteri ESDM menyelesaikan hal ini,” katanya,

“Jangan terulang kedua kali seperti pengalaman Sudirman Said (SS) sewaktu dulu jadi Menteri ESDM, di by pass Moffet yang ketemu dahulu RI-1, barulah belakangan Sudirman Said  datang tinggal didikte RI-1 apa yang harus dilakukan!," sambung Yusri meneruskan pesan itu. 

Pakar pertambagan itu juga mengungkapkan bahwa “ada pepatah mengatakan, keledai pun tidak akan mau terantuk kakinya dua kali di batu yang sama”.

"Jika begini mengelola negara, tidak menghormati pembantunya untuk  melaksanakan tugasnya, yah sudah, kerja sendiri saja! Apa kesan publik? Ha..., sama Mac Mooran saja nggak bisa tegas dan konsisten, bagaimana bisa omong Kita adalah bangsa yang besar dan berdaulat," sambung Yusri. 

Menurut rekannya itu, kata Yusri, tidak ada alasan yang rasional dan konstitusional yang menyebabkan RI -1 mau menerima kedua 'badut' di atas, tanpa terlebih dahulu pembantunya yaitu MESDM dan Dirjen Minerba beserta Menkonya menyelesaikan masalah, 

"RI -1 adalah benteng terakhir bukan prajurit depan yang langsung head to head! Apa karena Ditjen Minerba selama ini selalu dijabat Plh secara terus menerus? Apalagi ternyata saat ini Idris F Sihite lagi bergelut menepis memperoleh bocoran Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi (LKTPK) KPK di Ditjen Minerba terkait Tukin, Penetapan Kuota Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB).

“Rekomendasi ekspor dan pemenuhan dan pelanggaran DMO (Domestic Market Obligation). Semoga 2024 nanti kita dpt RI-1 yang Kesatria dalam segala hal!," tutup Yusri membeberkan isi pesan penting tersebut.**