Dibangun Lebih dari Rp. 163 M
Mau Pacu Adrenalin Kunjungi Wisata "Mempura Skywalk" di Siak
Kabar Siak - Sensasi berjalan menyeberangi jembatan kaca yang diberi nama “Tengku Buwang Asmara” (Mempura Skywalk) di Siak Sri Indrapura, Riau, merupakan lokasi wisata baru di Kabupaten Siak.
Destinasi wisata baru di Siak ini dibangun di tepian sungai seberang Kota Siak yang berhadapan dengan Sungai Jantan Gedung Mahratu Siak itu kini telah siap memacu adrenalin pengunjung.
Tak hanya memacu adrenalin, sepanjang menyeberangi “Mempura Skywalk” berlantaikan kaca tembus pandang pengunjung akan merasakan sensasi seolah berjalan di atas air Sungai Siak, para akan merasakan itu.
Pembangunan tahap pertama “Mempura Skywalk” dilakukan pada 2022 lalu dan dilanjutkan dengan tahap kedua dan ketiga pada 2023 dan 2024.
Biaya pembangunan skywalk diperkirakan sebesar Rp 81,4 miliar. Rinciannya untuk tahap I sebesar Rp.15,5 miliar, pembangunannya pada 2022. Tahap II sebesar Rp 35,5 miliar pada 2023 dan Tahap III sebesar Rp 30,4 miliar pada 2024.
Uniknya pada malam hari jembatan ini dihiasi lampu-lampu yang berkelipan yang memberikan keindahan tersendiri. Nama “Mempura Skywalk” sendiri diambil dari Sultan Siak Kedua, yaitu Tengku Buwang Asmara.
Kepala Dinas Pembangunan Umum Tarukim Siak, Irving Kahar, mengatakan Kabupaten Siak memiliki destinasi wisata sejarah utama di Provinsi Riau. “Makam Tengku Buwang Asmara juga berada di kampung adat Kampung Tengah, Mempura,” katanya.
Ia menyebut sudah banyak ikon pariwisata yang menjadi tujuan favorit wisatawan yang berkunjung ke Siak. Seperti Istana Asserayah Al Hasyimiyah, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, Masjid Sultan Syarif Hasyim, Water Front City, Tangsi Belanda, RTH Siak Lawo dan beberapa tempat lainnya.
“Kegiatan pembangunan Skywalk dilaksanakan pada 3 tahapan pekerjaan. Dari tempat-tempat tersebut mayoritas berada di wilayah Kecamatan Siak,” kata Irving.
Wilayahnya tidak hanya berada di Kecamatan Siak saja, tetapi meliputi kawasan Kecamatan Mempura. “Hal ini menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Siak untuk dapat mengembangkan kawasan wisata Siak Sri Indrapura menjadi lebih seimbang dan merata,” kata dia.
Selain untuk keberimbangan terhadap daerah ibu kota dan kota pusaka, destinasi wisata juga untuk meningkatkan geliat pariwisata itu sendiri. “Pada akhirnya juga akan meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat,” urainya.
“Jadi sangat cocok nama yang diberi diambil dari nama pahlawan yang memang berada di Mempura. Selain itu Tengku Buwang Asmara juga sedang diusulkan menjadi pahlawan nasional RI,” terang Irving.
Lanjutnya, ada beberapa skywalk di Indonesia yang menjadi inspirasinya dalam membangun skywalk Mempura.
Seperti jembatan Gentala Arasy, di ibu kota provinsi Jambi. Skywalk ini menyajikan panorama pemandangan melintasi Sungai Batanghari.
Selain itu ada Heha Sky View, Yogyakarta, dengan panorama pemandangan Kota Yogyakarta. Ada pula Skywalk Senayan Park, Jakarta dengan panorama Pemandangan Kota.
“Kita membangun skywalk Mempura tentu berbeda dari sumber inspirasi yang telah kita sebutkan tadi,” ulasnya.
Irving menjelaskan, yang membedakan Skywalk Mempura dengan yang lainnya adalah panorama yang dinikmati wisatawan.
Panoramanya adalah susur sungai Siak dan menyebrangi sungai Melengo. Dari skywalk Mempura dapat menikmati keindahan Istana Asserayah Hasyimiah dan Water Front City secara bersamaan.
“Karena berada tepat di posisi berseberangan,” kata Irving lagi.
Akan tetapi, wisatawan juga dapat menikmati keindahan Sungai Siak dengan berbagai macam aktivitas lalu lintas kapal besar, tongkang, dan perahu nelayan yang melaluinya tanpa harus melintasi Sungai Siak.
“Karena Skywalk Mempura dibangun dengan konsep menyusuri tepian sungai, berbeda dengan Jembatan Gentala Arasy yang melintasi sungai secara langsung,” jelasnya.
Selain itu, panorama yang dihadirkan merupakan keindahan alam yang masih alami. Bukan merupakan taman buatan seperti pada beberapa contoh yang telah disebutkan itu.
Kampung adat Kampung Tengah adalah kampung tua di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. Kawasan ini tidak terpisahkan dengan kota pusaka (heritage).
“Pembangunan skywalk adalah untuk menyajikan atau melihat dengan sisi berbeda dari kampung tua itu sendiri,” kata dia.**