Ini Medan Bung, Aturan Ada Untuk Dilanggar ?, Advokat Saddam Pertanyakan Kinerja Dishub Medan

Ini Medan Bung, Aturan Ada Untuk Dilanggar ?, Advokat Saddam Pertanyakan Kinerja Dishub Medan

Photo : Mobil Parkir tepat di bawah Plang Rambu larangan Parkir dan Plang Rambu di larang berhenti di Jalan Kejaksaan samping Pengadilan Negeri, Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah

Medan - Aturan ada untuk dilanggar' istilah ini seolah mengakar dan terpatri kuat di pikiran masyarakat.

Bukan hanya jadi istilah belaka, pada pelaksanaannya orang Indonesia memang hobi melanggar aturan yang telah ditetapkan.

Hal itu bisa terbukti dengan jelas saat awak media menemukan mobil Parkir tepat di bawah Plang Rambu larangan Parkir dan Plang Rambu di larang berhenti di Jalan Kejaksaan samping Pengadilan Negeri, Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah tempat di mana Keadilan untuk di tegakkan.

Tampak berjejer Parkir Mobil, bahkan di tempat tersebut sering rawan macet.

Bahkan kejadian tersebut juga di tayang di Akun Facebook Saddam seorang Advokat/Pengacara

"Apa kerja dishub medan, terjadi pembiaran yang hanya berjarak 700 meter dari gedung Walkot Medan, yang dekat aja gak bisa di urus gimana mau ngurus rakyat, yang lebih parah ada oknum manusia mengutip retribusi parkir," demikian isi Akun Facebook Saddam

Iswar Lubis Kepala Dinas Perhubungan mengatakan bahwa kejadian tersebut bersifat Insidentil, Kamis (19/1/2023)

"Parkir ada yang bersifat insidentil pada saat ada kegiatan, Terima kasih atas Informasinya, ini akan menjadi konsen kita bang," ungkapnya

Mengutip Statement Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Koentjoro memandang perilaku ini terjadi dilandasi oleh pola kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung pelupa dan pemaaf.

Di satu sisi, orang yakin bahwa aturan tetap harus ada untuk mengatur kehidupan, namun di sisi lain banyak aturan yang justru ditabrak karena dianggap menghalangi pola hidup yang mereka jalankan.

"Kalau orang gak setuju, ya ditabrak (aturannya). Terus ya gak jadi masalah karena Indonesia itu masyarakatnya pemurah. Minta maaf saja cukup, beres toh," kata Koentjoro di kutip dari CNNIndonesia.com melalui telepon, Jumat (27/8).

Sikap murah dan pemaaf ini tentu tak membuat efek jera terhadap pelaku pelanggar aturan, sehingga aturan seolah tak berarti apa-apa.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga cenderung pelupa dan banyak aturan yang telah dibuat justru terlupakan begitu saja.**