Tajul Muddaris ; Kebakaran Lahan di Bengkalis Sudah Padam

Tajul Muddaris ; Kebakaran Lahan di Bengkalis Sudah Padam

Advertorial - Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis, Prov Riau Tajul Muddaris, MT, mengaku hingga Sabtu sore lalu sejumlah titik kebakaran lahan di Bengkalis sudah berhasil di padamkan tim gabungan Siaga Karhutla yang bertugas di Bengkalis.

Terdata Kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau sejak awal tahun, sudah mencapai 1.686,41 hektare, lahan terbakar paling luas diakunya memang di Kabupaten Bengkalis yaitu lebih kurang 500 hektare.

"Alhamdulillah selain anggota berjibaku kita juga dapat bantuan penyiraman udara dari 2 helikopter Water Bombing BNBP, sehingga daerah yang jauh padam berkat kesigapan mereka," katanya, Jumat (5/4/19)

"Untuk Kecamatan Bengkalis lebih kurang 100 Hektar, selain itu Desa Ketam Putih, Teluk Lancar, Miskom, Sungai Batang, Senggoro, Kecamatan Bantan, Desa Pambang Pesisir, Pambang Baru, Mentayan, Bantan Air, Bantan Tengah, Jangkang, Ulu Pulau, walau bejibaku berhari-hari dengan api semua telah dipadamkan," katanya.. Ir H Tajul Muddaris, MT

Sampai akhir pekan ini katanya hasil pemadaman tim gabungan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis, Prov Riau di beberapa kecamatan yang masih melakukan pendinginan. Upaya pendingan tersebut dilakukan di Kecamatan Rupat, Siak Kecil, Bandar Laksamana.

Untuk kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau ada beberapa titik kebakaran yang masih dilakukan pendinginan. Diantaranya di Desa Teluk Lecah, Kecamatan vbantan, Kabupaten Bengkalis, Riau yang luas lahan terbakar mencapai sekitar 173 hektare.

"Setelah tim berjibaku memadamkan api saat ini sedang dalam proses pendinginan di sana dilakukan tim gabungan daei BPBD Bengkakis, Fire Fighter Perusahaan SLR, TNI, Polri serta perangkat desa dan masyarakat di sana.Kondisi di sana api sudah padam," Ujarnya.

Titik Karhutla yang juga dilakukan pendinginan di Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dilakukan di Kelurahan Pergam, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau. Sampai saat ini luas lahan terbakar di sana sekitar 160 Hektare.

Pendinginan itu saat kebakaran itu dilakukan tim gabungan baik dari Damkar, BPBD Bengkalis, TNI, Polri. Maupun bantuan dari perusahaan PT SLR serta perangkat desa dan masyarakat di sana.

"Alhamdulillah berkat rahmat Allah, Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, selama empat jam membuat titik api kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) padam, pada Jumat (1/3/19) lalu itu," katanya menceritakan kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Bengkalis di negreri junjungan ini.

Dikatkannya, Kabut asap juga pagi itu sudah tampak berangsur-angsur menghilang, berkat guyuran hujan itu, hanya saja cuma masih ada sedikit mengeluarkan asap, karena api dalam gambut belum mati total.

"Tapi kabut asap sudah tidak ada lagi," ucapnya.

Meskipun beberapa lokasi desa seperti Warga Serbu Posko Kesehatan Dampak Karhutla di Rupat Bengkalis Meski namun, Tim Satgas Karhutla masih tetap melakukan pendinginan di dalam gambut tersebut.

Dia juga memastikan tidak ada lagi titik api yang menyala di permukaan lahan gambut. Dia mengatakan, Tim Satgas terus waspada dan siaga agar tidak terjadi lagi karhutla. Ini Data rekapitulasinya:

Sementara Ketua Komisi II, bagian Badan Pembentukan Peraturan Daerah (BPPD) dari Fraksi Golkar, Hendri, S.Ag, M.Si mengatakan, berdasarkan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, merilis  merilis 12 hotspot di Sumatera, 7 hotspot berada di Riau dan 1 titik berada di Bengkalis.

"Terkait dengan itu, kami menghimbau dan mengingatkan kepada masyarakat di Kecamatan Bengkalis, Kecamatan Rupat untuk tidak membersihkan lahan dengan cara membakar, atau berkebun membuat api perun," ungkap Ketua Dprd Komisi II Hendri, S,Ag, M.Si.
 
Dikatakan Hendri, beberapa kawasan di Kecamatan Bengkalis memang merupakan salah satu daerah yang rawan terkena musibah kebakaran lahan karena terdiri dari lahan gambut. Agar kejadian ini tidak terulang kembali pada tahun ini, hendaknya warga dan khususnya pemilik lahan untuk bersama-sama menjaga lahannya agar tidak terbakar.Hendri, S.Ag, M.Si
 
Karena masalah kebakaran lahan, kata "Hendri" ini tidak hanya menyebabkan kerugian bagi pemilik lahan, namun juga kerugian bagi seluruh sendi-sendi kehidupan. 
Seperti kerugian sektor kesehatan, pendidikan, perekonomian daerah, bahkan negara. Tidak hanya itu, masalah kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan, menyebabkan Indonesia menjadi sorotan internasional, khususnya negeri jiran.
 
Selain mengingatkan dan menghimbau warga, Hendri  juga meminta kepada petugas, seperti Manggala Agni, masyarakat peduli api (MPA), masyarakat peduli bencana (MPB), juga petugas pemadam kebakaran maupun tim reaksi cepat dari perusahaan pemilik lahan, untuk selalu berkoordinasi dalam menanggulangi dan mencegah terjadinya kebakaran lahan.
 
Tidak hanya itu, jajaran pemerintah mulai dari desa, kecamatan maupun kabupaten, agar secara gencar melakukan sosialisasi menghimbau kepada masyarakat agar tidak membakar lahan. Meskipun sosialisasi setiap saat dilakukan.

"Namun aparatur pemerintah lain tidak boleh bosan untuk menghimbau kepada masyarakatnya, agar kebakaran lahan di Bengkalis tidak terjadi lagi," pungkasnya. 

Lain lagi halnya dengan tokoh masyarakat Bengkalis yang berdomisili di desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis, Abdullah, mengakatan, Keterbatasan akses air di lokasi-lokasi terpencil yang menjadi masalah utama dalam menangani kebakaran hutan membuat teknik-teknik tradisional berpotensi menjadi solusi mutakhir.

Menghadapi musim kemarau di Riau yang akan datang, banyak keprihatinan yang muncul mengenai penanggulangan kebakaran di wilayah Riau. Para pemegang konsesi umumnya membandingkan data cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika terhadap gambaran "hotpots" termal hasil citra satelit, dan mengirimkan satuan pemadam kebakaran ke titik-titik yang paling rawan kebakaran.

Di samping pemetaan area-area rawan kebakaran, masih diperlukan adanya tindakan-tindakan antisipatif untuk memastikan pengendalian yang cepat seketika terjadi kebakaran.

"Di provinsi Riau, khususnya Bengkalis pada musim kemarau kadang kala mempersulit akses terhadap sumber-sumber air nah disini akan kita lahirkan ide melahirkan konsep Portable Water Bank, agar pemerintah berinisiatif merancang khusus untuk menangani kebakaran yang terjadi di area-area gambut yang jauh dari sumber air, dan memungkinkan satuan pemadam kebakaran untuk mendapatkan akses air dari bawah tanah," kata Abdullah.

Ide Portable Water Bank ini adalah turunan dari konsep lubang bor (borehole). Di wilayah-wilayah yang permukaan airnya cukup tinggi dan gambut-gambut menjorok hingga ke kedalaman 3 meter lebih, sebuah pipa dengan lubang-lubang kecil atau pori-pori bisa dimasukkan sedalam 1,5 meter ke dalam gambut, dan selang penghisap digunakan untuk menarik air bersih keluar.

"Lalu pompa tangan berukuran kecil menyemburkan air ke titik api, agar kebakaran segera teratasi," kata tokoh yang sudah pengalaman dalam hal pemadaman lahan di lahan gambut yang memenag banyak di Bengkalis," katanya.

Sepenuhnya tokoh ini sadar akan risiko kebakaran ketika air sulit diakses, sehingga tim kami mencari cara-cara baru untuk mendapatkan akses air di area-area terpencil.

"Ini sangat bergantung kepada konsep borehole untuk mendapatkan air ketika berada di lapangan untuk waktu yang lama, sehingga metode tersebut kami kondisikan ulang agar sesuai dengan kebutuhan pemadam kebakaran," jelasnya.

Inisiatif Portable Water Bank telah diperkenalkan kepada seluruh satuan pemadam kebakaran, terutama di wilayah  Bengkalis Konsep tersebut juga telah ditunjukkan kepada masyarakat setempat.

"Setiap warga yang terdampak harus tahu terhadap konsep ini kemudian memberikan tanggapan yang baik dan mereka mengakui kegunaan ide ini, sebaiknya diharapkan metode ekstraksi air ini bisa disebarluaskan, dan mampu memegang peranan penting dalam menanggulangi kebakaran di area-area gambut yang jauh dari sumber air.

"Kita berharap ke depan tidak ada lagi kebakaran, supaya masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa, anak-anak sekolah seperti biasa, pekebun juga seperti biasa, dan kondisi semoga normal kembali," pungkasnya.*Romi