Lagi-Lagi Limbah PT RAPP Dituding “Makan Korban” Biasanya Warga Dibujuk CSR

Lagi-Lagi Limbah PT RAPP Dituding “Makan Korban” Biasanya Warga Dibujuk CSR

Kabar Pelalawan - Warga Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Pelalawan, Riau, yang tinggal di sepanjang Sungai Kampar kembali dibuat kalang kabut setelah melihat ratusan ikan mati mengapung di aliran sungai pada Minggu (18/12) sore.

Kejadian ikan mati secara tiba-tiba mengapung tersebut bukan sekali ini saja, kata warga “sudah sering terjadi biasanya saat hujan akan turun atau hari libur”.

Beberapa tahun lalu informasi dari warga, kejadian serupa kerap terjadi alhasil pihak PT RAPP melakukan lobi-lobi dengan tokoh masyarakat Sering, Pelalawan, dan saat itu disepakati warga dibantu sapi dari uang CSR.

Setelah mendapat laporan ikan mati dari warga Erizal yang merupakan aktivis lingkungan dengan segudang sertifikat di Pelalawan, langsung turun ke lokasi pada Senin (19/12/22), saat dilokasi itu dia dan rekannya menemukan ikan mati hanya tinggal satu.

“Diduga ikan yang banyak mati sebelumnya seperti yang dilaporkan warga sudah diamankan pihak-pihak yang yang tidak bertanggung jawab sehingga bukti lenyap,” kata Erizal sabtu (24/12/22).

Dari hasil pemantauan Erizal pondok yang mengapung di Sungai Kampar tepatnya simpang limbah PT RAPP masuk Sungai Kampar masih terlihat.

Informasi dari warga Sering pondok ini merupakan tempat penjaga mengamankan ikan mati yang hanyut ke sungai Kampar pada malam hari. Dari hulu Sungai Suok Tigo tersebut adalah awal aliran yang merupakan pengolahan limbah PT RAPP.

Dua hari setelah ikan mati Dinas Lingkungan Hidup Pelalawan (DLH) dengan rombongan Dinas Perikanan Pelalawan dikabarkan menurunkan tim ke lokasi yang sama yaitu di aliran Sungai Suok Tigo yang saat ini sudah disulap menjadi parit besar dan dimanfaatkan perusahaan PT Riau Pulp and Paper (RAPP) yang kini menjadi aliran pembuangan akhir limbah ke Sungai Kampar.

Hasilnya investigasi BLH Pelalawan ini dipastikan akan nihil sebab kejadian Minggu mereka turun ke lokasi pada Selasa (20/12/22) siang, sayang dikonfirmasi salah seorang tim BLH yaitu Kabid Amdal BLH Pelalawan, Ferdian yang ikut turun mengecek ikan mati itu tidak menjawab telepon redaksi kabarriau.com.

Dengan diduga kerap tercemarnya air sungai Suak Tigo, yang aliran hilirnya berasal dari pembuangan air limbah Pabrik PT RAPP, menurut aktivis Erizal ini “sudah selayaknya menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI”.

“Minggu depan kita akan menyurati KLHK RI untuk meminta hasil dari alat sparing atau alat pemantau limbah yang terkoneksi dengan Kementerian. Kita menunggu hasilnya,” kata Erizal.

Alat sparing ini kata Erizal, “biasanya secara online bisa menentukan COD bahaya atau tidak sungai pada Minggu seperti yang dilaporkan warga saat jam ikan mati tersebut”.

“Yang jelas buktinya di hulu luar pembatas plang lokasi PT RAPP, setelah satu hari dari laporan warga kami menemukan seekor ikan mengapung berasal dari hilir Sungai Suak Tigo,” ujarnya.

Aktivis ini meminta kepada Kementerian LHK dan DLH Pelalawan untuk dapat menjelaskan penyebab ikan mengapung di sungai Suak Tigo. "Apakah ikan mengapung dampak dari dugaan perusahaan Pulp And Paper tersebut sudah memenuhi standar baku mutu air limbah atau tidak.

Dan juga agar KLHK agar mengekspos data dari alat sparing ketika tanggal, waktu, jam pada saat kejadian ikan mengapung di permukaan air Sungai Suak Tigo tersebut,” katanya.

Dikonfirmasi Dikonfirmasi Media Relation RAPP yang terkenal dengan “pengendali” media Nasional, Budhi Firmansyah, belum menjawab malau pesan WhatsApp redaksi telah dibacanya.

Sementara Dikonfirmasi Media Relation RAPP Disra Aldrick alias Eric, yang terkenal mitra media lokal itu menjawab.,"Terkait informasi yang beredar bersama ini kami memberikan klarifikasi atas dugaan tersebut "bahwa tidak ada terjadi permasalahan pada sistem dan jaringan pengolahan limbah PT RAPP" sehingga menyebabkan sungai tercemar.

Hal ini diperkuat dengan data monitoring/pemantauan kualitas air limbah secara terus menerus dalam jaringan (SPARING) yang berfungsi mendeteksi kadar suatu parameter dan debit pembuangan air limbah ke media air. Alat ini terkoneksi langsung secara real time dengan Kementerian KLHK.

Sebagai informasi, untuk menentukan terjadinya pencemaran akibat limbah atau lainnya harus melalui pemeriksaan laboratorium oleh lembaga yang tersertifikasi. Sehingga data dan informasi yang keluar dapat dipertanggungjawabkan.**