SURAT TERBUKA UNTUK RAKYAT SUMUT

Bahagian Dua - Dari Meseum Tembakau Jember, Akarnya Di Sumut, Buahnya Di Jawa Timur

Bahagian Dua - Dari Meseum Tembakau Jember, Akarnya Di Sumut, Buahnya Di Jawa Timur

Photo : Meseum Tembakau Jember

Medan - Tembakau Deli sebagai Cultur Heritage, Dapatkah Jaya Kembali? (Bahagian Dua)

Jejak kemajuan Tembakau Jember penulis saksikan seperti Bangsal (atag) pengering tembakau di daerah Tanggul dan Bangsal sari, Pusat penjualan Cerutu dan Ekpor di

Kawasan Mangli, serta Museum Tembakau di.Jl.Kalimantan No 1, Krajan Sumbersari, tidak jauh dari Universitas Jember. 

Di Medan, kita hanya melihat daun Tembakau untuk ekspor. Pengusaha local hampir tak dilibatkan. 

Lain hal di Jember. Pengusaha rokok /cerutu swasta berkembang. Ada PT.BIN (Boss Image Nusantara) menjual harum tembakau Jember hingga ke negara raja cerutu dunia Cuba dan Amerika Serikat. Ada lagi MDR (mangle Djaya Raya), Kopkar Kartanegara, Dwipa Nusantara Tobacco. Belum lagi pengrajin UKM Rokok kretek rumahan, di samping pabrikan se antero jawa Timur. 

Saya sempat mengunjungi satu diantara pengusaha yang menggerakkan ekonomi lewat daun Tembakau.

Untuk saudaraku rakyat Sumut. Lewat media sosial ini saya mau CURHAT? Tentang apa?
Kehebatan Tembakau Jember Jawa Timur. Karena tembakau disana berasal dari tanah  DELI Sumatera Utara. Mereka menyebut jenis Tembakau H38 asal Deli, Sumatera Utara.
Kalau benih Tembakau Deli berkembang di Jember. Mengapa di Sumatera utara seperti tinggal nama? Kalau pengusaha cerutu di Jember bertumbuh, mengapa di Medan tidak terdengar? 

Kalau ilmuwan, Doktor dan Profesor di Universitas Negeri Jember masih terus meneliti Tembakau, kenapa  di Universitas Sumatera Utara ahli tembakau  habis ditelan masa?
Masygul dan penasaran hati ini. Sumut yang dikenal punya hamparan tanah alluvial mulai Sei Wampu (Langkat) hingga Sei Ular (Deli Serdang), luasnya raturan ribu hektar, kini seakan hilang martabatnya. Lahan tembakau yang adalah tanah harapan, tanah surga, penyerap banyak lapangan pekerjaan, kini  tinggal nama dan kenangan. Untung ada Musperin (Museum Perkebunan) di Kampung Baru Medan.

Di Museum ini, masih ada kejayaan masa lalu Tembakau Deli. Ada pesawat capung sebagai sarana penyemprot hama di perkebunan. Ada juga miniatur bangsal Pengeringan dan kegiatan karyawati melakukan sortir manual si daun emas.

Adalah ibu Sri hartini, petugas yang setia memberdayakan Museum, tetap semangat dan kreatif memperbesar resonansi kejayaan masa lalu komoditi Perkebunan. 

Ada  WhatsApp group (WAG) Forum Diskusi Perkebunan, dan Deli Heritage Society, Deli Art Cummunity, yang selalu mendiskusikan dan membangun Literasi dan Budaya perkebunan Sumatera Utara. Masih ada pihak yang Berusaha untuk melawan Lupa. Lupa pada Tembakau Deli dan Lupa pada kejayaan Perkebunan.

Kepada saudaraku, Rakyat Sumatera Utara.

Jelas bahwa Tembakau Deli adalah culture heritage (warisan budaya). Dapatkah kejayaan Tembakau hidup lagi? Dapatkan Sumatera Utara seperti Jawa Timur (Jember)? Tidak mudah menjawabnya.

Saya meyakini memang masalahnya cukup kompleks. Bukan hanya masalah teknis agronomis, tapi lebih luas dari itu. Ada masalah Juridis, psikologis dan Sosiologis dan ekonomis.

Mengakhiri surat ini, saya ingin mengajak  kita semua untuk membangkitkan tembakau Deli. Kalau di Jember Tembakau Deli tumbuh subur, pasti di Deli bisa di revitalisasi. Planter Jember,mengakui  tembakau H38 belum mampu menyaingi pohon aslinya di Deli, tapi dengan itupun kualitas cerutu 

Jember telah “harum” dan diakui dunia. Menghasilkan Devisa untuk negara.