Pelayanan RSUD Arifin Achmad Dikatakan Buruk, Pengamat Meradang Syamsuar “Tercengang?”

Pelayanan RSUD Arifin Achmad Dikatakan Buruk, Pengamat Meradang Syamsuar “Tercengang?”

Pekanbaru - Sebelumnya diketahui ada keluarga pasien mengamuk karena lambatnya pelayanan rumah sakit RSUD Arifin Achmad, hal tersebut ditanggapi oleh pengamat kebijakan publik Universitas Riau, M Rawa El Amady, buntutnya dia  meminta Direktur RSUD Arifin Achmad dicopot.

"Kepala rumah sakitnya diberhentikan. Semua pejabat yang diangkat secara politis diberhentikan," kata Rawa kepada wartawan.

Rawa menilai sudah saatnya dilakukan transformasi di RSUD Arifin Achmad. Salah satunya jabatan penting di rumah sakit itu harud diisi oleh kalangan profesional.

"Kalau mau ringan lagi ya kepala rumah sakitnya diberhentikan diganti oleh tenaga profesional bukan dari unsur pemda. Jadi pejabat tidak bisa ikut campur dalam hal operasional," kata Rawa.

Ditanya saat Apel Pagi di Rumah Sakit milik Pemprov Riau, Gubernur Riau Syamsuar terkait laporan buruknya pelayanan pasien di RSUD Arifin Achmad, beliau menyebut akan menindak tegas oknum yang terbukti tidak profesional dalam menjalankan tugas.

Apabila itu benar terbukti, pihaknya tidak segan-segan akan menjatuhkan sanksi yang tegas. "Kalau nanti ada petugas yang berbuat yang tidak sebaiknya tentu ada sanksi. Bisa pencopotan, pangkatnya bisa turun, jabatan bisa turun sesuai dengan tingkat kesalahan," tegas Syamsuar, Senin (31/10/22).

Ada juga terdengar kabar angin adanya dugaan mafia jual beli darah di RSUD Arifin Achmad, wajar bukan kalau Syamsuar mengakui hingga dirinya belum pernah mendengar isu tersebut. Namun, dia berjanji akan mencari tau terkait isu tersebut.

"Setahu saya, sudah empat tahun disini jadi jual beli darah tidak ada. Nanti saya akan cari tau, ada relawan mengumpulkan data, itu dia setiap tahun mengumpulkan darah, belum pernah sedikitpun aku dengar orang jual darah," ucapnya.

Senada dengan Syamsuar, Direktur RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul Mammunah juga membantah bahwa pihaknya tidak ada melakukan jual beli darah.

 "Jual beli darah itu nggak ada, karena memang kebutuhan darah itu pasti PMI akan menginformasikan ke kami bahwa stok darah kosong. Nanti diminta keluarga pasien untuk mencari pendonor, nanti PMI akan menginformasikan bahwa darahnya sudah selesai diolah," kata Wan.

Dirinya menyebut kejadian pada Sabtu, (29/10/2022) malam itu adalah sebuah peristiwa yang tidak diharapkan. Ia mengakui bahwa alat untuk pencocokan darah (reagen) itu memang ada namun terbatas.

"Kemarin itu sebenarnya kondisinya tidak sesuai dengan yang kami harapkan. Permasalahan itu sebenarnya bukan karena reagennya kosong, reagen itu ada, tapi terbatas. Karena memang ada kendala distributor reagen itu mengasih tau ke kami karena Reagen yang biasa kami lakukan pengadaan itu diakontiniu. Sehingga, perlu dilakukan pengadaan untuk reagen prosmed," akunya.

Ia menyebut, saat ini RSUD Arifin Achmad merupakan RS pusat rujukan kanker sehingga kebutuhan pasien akan darah itu cukup banyak.

"Per hari itu bisa seratus pasien, atau beberapa kantong (darah, red) yang dibutuhkan untuk pasien-pasien kanker. Sehingga memang perlu kita melakukan persediaan reagen itu cukup banyak," ucap Wan.

Kata Wan, ada miskomunikasi pada petugas bang darah dengan pihak keluarga pasien sehingga menyulut emosi dari pihak keluarga pasien.

"Memang misnya di petugas Bank Darah, mungkin pada saat menginformasikan tidak tepat bahwa dianggap reagen kosong. Karena mungkin kalau dibilang terbatas pasti nanti pasien akan marah," lanjut Wan.

Ia juga menyayangkan adanya keributan di rumah sakit soal ketidaktersediaan Reagen yang menyulut emosi dari pihak keluarga.

"Saya sayangkan keluarga pasien emosi sehingga marah dan memecahkan kaca di Bank Darah. Pada saat kejadian saya belum hadir, dilaporkan ada ribut-ribut di Rumah Sakit, saya langsung hadir dan saya langsung dekati istri pasien. Disitulah istri pasien mengeluhkan karena pasien ini riwayat kanker sehingga butuh darah. Memang kebutuhan darah di Rumah Sakit tergantung dari PMI, kalau PMI stoknya ada pasti nanti PMI membantu mensuplai ke RSUD Arifin Achmad," ungkap Wan.**