Aktifis Sumut Desak Dinkes dan BPOM GerCep Sidak Apotik dan Puskesmas Obat Jenis Sirup dan Mengandung Paracetamol

Aktifis Sumut Desak Dinkes dan BPOM GerCep Sidak Apotik dan Puskesmas Obat Jenis Sirup dan Mengandung Paracetamol

Photo : Aktifis Sumut Johan Merdeka dan Boy

Medan - Gagal ginjal akut misterius kian menjadi ketakutan besar di masyarakat. Betapa tidak, saat ini di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sebanyak 11 anak terkena gagal ginjal akut misterius dan tujuh di antaranya meninggal dunia.

Menanggapi hal itu, Aktifis Sumut, Johan Merdeka dan Boy meminta Pemko Medan Gerak Cepat melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) agar lebih proaktif dalam mengantisipasi maupun mencegah penyakit gagal ginjal akut misterius agar tidak meluas.

“Gagal ginjal akut misterius ini sudah viral dan membuat para orang tua menjadi takut untuk memberikan sesuatu kepada anaknya, baik makanan maupun obat. Dinkes harus terus berkoordinasi dengan Kemenkes guna mengetahui penyebab pasti penyakit tersebut,” ucap Johan Merdeka Kamis (20/10).

Boy juga menyarankan kepada Dinkes Medan untuk jemput bola, yakni berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Medan. 

“Saat ini kita ketahui penyebab gagal ginjal akut misterius ini akibat obat jenis sirup dan mengandung paracetamol. Pemko Medan harus segera mengeluarkan Surat Edaran (SE) pelarangan obat-obatan yang disebut menjadi penyebab penyakit gagal ginjal akut misterius itu,” saran Boy

Selain itu, Kedua Aktifis Sumut ini juga meminta BPOM bersama Dinkes Medan melakukan Gerak Cepat (Gercep) sidak ke setiap apotik dan Puskesmas guna memastikan semua obat yang dilarang tersebut sudah tidakbdi edarkan dan diperjualbelikan lagi.

“Penyakit ini menyasar kepada anak-anak, tentu ini harus menjadi perhatian bersama. Saat ini sudah ada korbannya di Kota Medan, kita tidak ingin ini ada lagi anak-anak lain yang menjadi korban,” tegas Johan Merdeka bersama Boy

Lanjut Kedua Aktifis ini mengatakan berencana akan melakukan Aksi Demo Dinkes Medan dan BPOM di Medan untuk membahas permasalahan ini secara serius. 

“Kita juga menyarankan kepada orang para orang tua agar memperhatikan makanan maupun obat yang diberikan kepada anaknya ketika sakit. Segala imbauan yang diberikan pemerintah harap diperhatikan, begitu juga dengan apotik untuk mematuhi imbauan tersebut,” paparnya.

Boy juga mempertanyakan kenapa baru sekarang tahu ada bahan yang berbahaya kenapa tidak diperiksa dahulu sebelum berproduksi dan beredar di masyarakat 

"Ada apa ini, Kok baru sekarang BPPOM mengetahui bahwa ada obat berbahaya untuk anak, bukannya sebelum beredar sudah ada pengawasan dari BPPOM" pungkasnya**