Memaknai Hari Kartini: Perempuan Hebat dan Sehat Tanpa Kanker Serviks

Memaknai Hari Kartini: Perempuan Hebat dan Sehat Tanpa Kanker Serviks

Jakarta - Memaknai hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April, Pemuda Katolik Komcab Kota Bekasi menggelar Webinar Hari Kartini bertema “Perempuan Hebat dan Sehat Tanpa Kanker Serviks”. Webinar bekerjasama dengan Rumah Sakit Elisabeth Kota Bekasi melalui aplikasi Zoom Meeting, Rabu (21/4).

Webinar yang dimoderatori Patricia Nona Putri selaku Sekretaris Pemuda Katolik Komcab Kota Bekasi, dibuka dengan sambutan Ketua Pemuda Katolik Komcab Kota Bekasi Arnoldus Simbolon. Dalam sambutannya, dia sangat mengapresiasi dengan adanya kegiatan webinar yang diinisiasi oleh pengurus serta kader-kader perempuan Pemuda Katolik Komcab Kota Bekasi yang penuh semangat di hari Kartini ini.

"Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada narasumber yang telah menyempatkan waktunya untuk hadir dan berbagi ilmu serta pengalamannya. Semoga dengan adanya webinar ini perempuan-perempuan di Kota Bekasi, khususnya kader perempuan Pemuda Katolik Komcab Kota Bekasi yang merupakan Kartini masa kini dan masa depan dapat menerima serta memanfaatkan ilmu, pengalaman, serta edukasi yang diberikan oleh narasumber. Sehingga bermanfaat untuk diri masing-masing, keluarga, maupun masyarakat luas."

Ada 3 pembicara yang luar biasa dihadirkan pada webinar kali ini, antara lain  Ratih Wijaya sebagai Mom Influencer, dr. Novita dari Rumah Sakit Elisabeth Kota Bekasi, dan Elisabeth, S.H. sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pemuda Katolik Komcab Kota Bekasi.

Dalam paparannya Ratih Wijaya menyampaikan semangat perjuangan  R.A. Kartini merupakan sosok pahlawan wanita yang menginspirasi dan memperjuangkan emansipasi wanita. 

"Hari Kartini juga mengingatkan bahwa setiap perempuan itu sangat berperan dalam segala bidang dan sektor kehidupan ini," katanya.

Definisi perempuan hebat menurut Ratih berdasarkan perspektifnya adalah perempuan yang tahu dan dapat menentukan mana yang menjadi prioritas bagi dirinya, khususnya dalam menjaga kesehatan atas tubuhnya.

"Perempuan harus lebih dulu bisa mengasuh diri sendiri dengan memperhatikan kesehatan jiwa dan raga serta mempunyai skala prioritas dalam keseharian dan memastikan keseimbangan hidup," tegas Ratih.

Lebih lanjut Ratih Wijaya sebagai influencer membagikan tips sehat, yaitu memiliki jam tidur yang cukup, usahakan selalu tidur selama 8 jam, menyempatkan waktu untuk berolahraga paling tidak selama 30 menit sehari, mengatur pola makan, bukan memilih-milih makanan tetapi lebih diatur banyak atau sedikitnya makanan yang dikonsumsi.

Sementara itu pembicara lainnya, dr.Novita menyatakan bahwa berdasarkan data di Indonesia kanker serviks masih menjadi penyakit kanker dengan jumlah penderita terbesar kedua setelah kanker payudara.

"Angka kejadian kasus baru kanker serviks sesuai data Globocan 2018 untuk wanita di Indonesia berkisar 32.469 kasus (17.2%) dengan angka kematian 18.279 (8.8%)," paparnya.

Faktor adanya kanker serviks sambung dr. Novita disebabkan oleh faktor risiko yang terdiri dari, pola hidup tidak sehat, sistem kekebalan tubuh yang lemah, hamil usia muda dan sudah beberapa kali hamil serta melahirkan, kurang menjaga kebersihan organ intim / kelamin, bergonta ganti pasangan seksual sehingga tertular Human Papilloma Virus  (HPV) yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan kulit, serta berpotensi menyebabkan kanker serviks.

"Adapun beberapa tanda dan gejala yang bisa dicurigai sebagai gejala awal dari kanker serviks, yaitu perdarahan dari vagina setelah atau saat berhubungan seksual, haid tidak teratur atau perdarahan pada masa menopause atau perdarahan spontan yang muncul tidak pada masa haid atau  diantara menstruasi, dan keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan bercampur darah seperti nanah," beber dr. Novita.

Dr. Novita pun memaparkan metode pengobatan yang dapat dilakukan seperti pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan terapi target. "Metode pengobatan tersebut harus sesuai dengan stadium kanker serta kondisi pasiennya," kata dia.

Ada beberapa cara pencegahan kanker serviks menurut dr. Novita yakni dengan berhubungan seks secara aman, yaitu dengan menggunakan pengaman seperti kondom, dan menghindari berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan atau bergonta ganti pasangan. Cara pencegahan lainnya dengan menerima vaksin HPV untuk mengurangi risiko terserang HPV, dan melakukan pemeriksaan pap smear atau pemeriksaan IVA secara berkala serta tidak merokok.

Oleh karena itu, dr. Novita mengajak para peserta webinar khususnya perempuan-perempuan Indonesia untuk mengikuti vaksinasi HPV sesuai anjuran yang berlaku, melakukan deteksi dini dan menjaga kebersihan serta kesehatan tubuh, sehingga terwujudnya perempuan hebat dan sehat.

Pembicara lain yang juga tak kalah menariknya dari Elisabeth, S.H sekalu Wakil Ketua Bidang Perempuan dan anak Pemuda Katolik Komcab Kota Bekasi yang menjelaskan bahwa dari segi sosial penyebab kanker serviks dikarenakan adanya pergaulan bebas (ekonomi keluarga yang terbatas, pendidikan minim,kondisi lingkungan,dll), terlambat deteksi dini, faktor patriarki (hambatan dari suami dan budaya), serta biaya vaksin HPV yang mahal. 

"Penyakit kanker serviks memberikan dampak sosial bagi perempuan, yaitu menurunnya kualitas hidup perempuan khususnya di negara berkembang. Ini ditandai dengan, kematian pada kasus kanker serviks pada negara berkembang 2 (dua) kali lebih besar dibandingkan negara maju. Hal ini terjadi selain karena kurangnya program skrining, juga diperparah dengan rendahnya kemampuan dan aksesibilitas untuk pengobatan," kata Elisabeth.

Adapun upaya pencegahan kanker serviks untuk menekan angka kematian sambung Elisabeth adalah dengan kegiatan preventif meliputi penapisan atau skrining massal dan penemuan dini massal serta tindak lanjut dini. Dan yang penting juga adalah kegiatan promotif berupa penyuluhan kepada anggota masyarakat dan lembaga atau kelompok masyarakat di fasilitas umum, jejaring (media) dalam ruang maupun di luar ruang, media cetak, media elektronik, media sosial, perkumpulan sosial budaya, keagamaan dan kegiatan/lembaga publik lainnya secara masif dikalangan masyarakat luas khususnya masyarakat menengah ke bawah. 

"Vaksin HPV secepat mungkin diberikan secara gratis kepada masyarakat luas," sarannya.

Elisabeth juga mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk selalu menggelorakan semangat Kartini di segala aspek kehidupan masing-masing. "Saya menegaskan bahwa Pemuda Katolik yang merupakan organisasi kemasyarakatan atau kepemudaan siap berperan dalam pencegahan serta menekan angka kematian kanker serviks di masyarakat Kota Bekasi, khususnya masyarakat umat Katolik Kota Bekasi dari lintas generasi demi terwujudnya perempuan hebat dan sehat tanpa kanker serviks," tutupnya. **