Dahlan Iskan; Otak Manusia Pemberian Tuhan “Asal Mau Memakainya”

Dahlan Iskan; Otak Manusia Pemberian Tuhan “Asal Mau Memakainya”

Surabaya - Mantan CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group Prof. Dr. Dahlan Iskan, dalam tulisannya menyebut “Harga saham Tesla naik drastis lagi, itu Anda sudah tahu. Serangan Rusia ke Ukraina bisa juga membantu Amerika: mobil listrik kian laris. Akibat harga bensin terganggu. Dulu terganggu Arab Saudi. Kini, penganggunya Rusia”.

Penyebab lain kata Mantan Menteri BUMN itu, “pabrik Tesla yang di Jerman sudah mulai berproduksi. Tiga hari lalu. Elon Musk sampai joget kesenangan. Yakni saat ia menyerahkan 30 kunci pertama ke konsumen di Eropa.

Elon Musk seperti main satire ketika memilih lokasi pabrik itu, di Gruenheide, sebelah timur Berlin. Ia tanam modal sampai sekitar Rp 75 triliun untuk Tesla di situ.

“Itulah daerah yang dulu sangat dikenal sebagai basis tambang batu bara nan kotor di Jerman. Lalu ia bangun industri energi bersih situ,” kata Dahlan dalam tulisannya yang dilihat dalam sebuah group WhatsApp, Sabtu (26/3/22).

Sentimen green energy, di Eropa, memang paling tinggi di dunia beber Dahlan, “dasarnya kesadaran memperbaiki iklim. Eropalah yang memulai industrialisasi dan mencemari lingkungan. Eropa pula yang kini memulai perbaikannya setelah mereka sejahtera”.

“Maka Tesla bisa segera mengejar VW mobil listrik terlaris di Eropa saat ini,”: katanya.

Produksi Tesla di Berlin itu 500.000 per tahun lanjut Dahlan. “selama ini, tanpa punya pabrik di Eropa, Tesla sudah mencapai 13 persen pangsa mobil listrik di  Eropa didatangkan dari Amerika atau dari pabriknya yang di Shanghai, Tiongkok.

“Bayangkan setelah Tesla punya pabrik sendiri di Jerman. Tesla ibarat masuk ke kandang macan dan minta menang,” ulas mantan Direktur Utama PLN itu.

“Memang Elon Musk sering mengeluh. Begitu banyak hambatan yang ia hadapi di Jerman. Sampai pun ada demo yang mengkhawatirkan pabrik itu akan memakan air terlalu banyak, mungkin yang untuk pendingin di pabrik baterainya,” katanya.

Lanjut dia, “akhirnya pabrik itu baru jadi setelah dua tahun. Memang tidak mungkin bisa secepat ketika Tesla membangun pabrik di Tiongkok: hanya satu tahun! Padahal itu bukan sembarang pabrik. Itu giga factory –pabrik ukuran raksasa bengkak”.

“Pabrik Tesla pertama di California. Lalu di Shanghai. Yang ketiga ini di Jerman. Berikutnya lagi di Texas sedang dibangun. Di luar itu masih punya banyak pabrik suku cadang termasuk pabrik baterai seluas 1 juta hektare di Reno, Nevada utara,” katanya.

Rusia sendiri jelas Dahlan, masih terus melawan dunia. Setelah Migasnya diboikot negara-negara Barat, justru Rusia menyerang balik negara yang tidak bersahabat dengannya harus membeli migas Rusia dengan mata uang Rubel.

“Rusia tahu 40 persen keperluan migas Eropa datang dari Rusia, cukup lewat pipa. Sedang dari Timur Tengah harus diangkut dengan kapal,” katanya.

“Maka Eropa bertekad segera pindah ke green energi dan Tesla dapat momentum serangan Rusia. Apalagi Tesla juga sudah membuktikan: power bank skala raksasanya sudah ada yang jadi. Yakni yang di Moss Landing, di California. Besarnya 182,5 MW,” tukas beliau.

Sementara terkait Power bank beber Dahlan, “itu bisa untuk melistriki rumah sebanyak 136.000 rumah ukuran Amerika. Atau bisa untuk setengah juta rumah di kota tertentu di Indonesia”.

“Tentu untuk kapasitas sebesar itu power bank-nya tidak hanya satu. Di dekat Pantai Moss Landing itu sekitar 3 jam berkendara dari San Francisco ke arah selatan– Tesla membangun 256 buah power bank raksasa. Si Raksasa dijejer-jejer di satu hamparan tanah luas. Saling dihubungkan,” katanya.

Siang hari kata Dahlan, di kala matahari bersinar terang power bank itu menyimpan listrik dari solar cell. Malam hari, “ketika matahari telah tenggelam, listrik dari power bank itu yang berfungsi,” katanya.

Tentu lanjut dia, melistriki rumah dengan cara ini sangat mahal. Sekarang ini. Tapi bagi negara maju kata ''mahal'' itu masih tetap terbeli dikaitkan dengan pendapatan mereka. “Dan Tesla bukan satu-satunya yang membuat power bank raksasa seperti itu. Sudah banyak. Pun yang lebih besar,” katanya.

Misalnya kata Dahlan, seperti juga mobil listrik. Yang penting ada wujudnya dulu. Bukan hanya sebatas wacana. Dan mereka membuktikan itu. Dari sini bisa dihitung bagaimana menyeimbangkannya dan menurunkan harganya.

“Sepuluh tahun lalu membicarakan hal seperti ini masih seperti mimpi. Kini mereka seperti sedang lomba lari: untuk menjadi yang terdepan dan terbesar,” pungkasnya.

Akhir kata dahlan, Batubara itu pemberian Tuhan lewat bumi. Tenaga surya juga pemberian Tuhan lewat matahari. Otak manusia juga pemberian Tuhan, “asal mau memakainya,” tulis Dahlan.**