Ketika Pakar Pidana di Riau Meradang, Tangkap Lepas "Usut "

Ketika Pakar Pidana di Riau Meradang, Tangkap Lepas "Usut "

Pekanbaru - Direktur Forum Masyarakat Bersih Riau (Formasi Riau), Dr. Muhammad Nurul Huda, SH.MH, kembali meradang mendengar ada dugaan "pemerasan" pada pemilik alat berat Buldoser tangkapan Polhut di Kuansing yang saat ini dikabarkan bebas dibawa oleh pemiliknya ke Sumbar berbalut suap pada oknum gabungan Dinas LHK Riau.

"Dalam sebuah berita saya dengar ada pemilik yang ditangkap mengaku telah membayar uang tebusan, kalau ini benar membuat hati saya seperti teriris silet, dimana saat ini masyarakat Riau sudah muak mendengar banyak Korupsi di Bumi Lancang Kuning ini, tapi masih ada saja ulah oknum untuk melakukan upaya suap," kata Dr. Huda, Senin (31/1/22) pagi.

Atas kejadian ini, "kita meminta agar kiranya Kepala Kejaksaan Tinggi Riau Dr Jaja menindaklanjuti dugaan pengakuan setoran uang sebesar Rp 50 Juta ke oknum DLHK Riau itu," ulas Pakar Pidana asal Riau ini.

Sebelumnya diberitakan salah satu media online ada dugaan pemberian yang diduga sebagai upaya ‘suap’ kepada oknum yang diduga pegawai DLHK Riau, agar alat berat yang ditangkap di kawasan hutan lindung Bukit Betabuh bisa dilepaskan. (Sabangmeraukenewscom).

”Saat kami jemput barang bukti kami membayar Rp 50 juta kepada orang DLHK di Pekanbaru. Kami mendapat izin membawa alat berat itu,” begitu pengakuan Raisa, istri pemilik alat berat, Minggu (30/01/22) kemarin.

Pengakuan Raisa tersebut tentunya membuat publik kaget, alat berat buldoser yang menjadi barang bukti tangkapan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau di hutan lindung Bukit Betabuh, Kuansing raib.

Kejadian kasus alat berat dalam kawasan di Riau ini sebenarnya bukan hal terlarang "asal ada izin dari Kementrian LHK", tapi diduga karena permainan oknum bahkan tak jarang pemilik alat berat dalam kawasan bekerja dengan leluasa. Bahkan tak jarang alat berat itu adalah milik oknum sendiri contohnya dalam pekerjaan Normalisasi sungai di Kuansing.

Juga masih hangat ditelinga publik dari laporan warga pada Yayasan Anak Rimba Indonesia (ARIMBI), dalam kawasan hutan di Kenegerian Mentulik, Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, juga ada alat berat sedang merambah hutan untuk kebun sawit juga katanya masih dalam proses.

Bahkan mungkin bukan rahasia umum lagi, kalaupun ada alat berat ditangkap dan dibawa ke Pekanbaru, kasusnya akan terhenti dengan dalih "temuan" sehingga bukti yang ada, "lihat saja di kantor Polhut maupun kantor terkait penegakan hukum kehutanan di Riau banyak menjadi besi tua".

Pengakuan Suhaili Husin Datuak Mudo, ketika dikonfirmasi membenarkan ada 3 alat berat jenis eskavator didatangi dan menjadi temuan Kepala Pemangku Hutan (KPH) Sorek, Kedatangan KPH Sorek itu kata Datuak setelah dia membuat laporan ada yang membabat hutan dalam kawasan di dalam hutan adat mereka, "sayang ya alat berat itu kabur," katanya.**