Rayakan Imlek Ditengah Pandemi Covid-19, PSTMI Inhu Berbagi Angpao

Rayakan Imlek Ditengah Pandemi Covid-19, PSTMI Inhu Berbagi Angpao

IMLEK-Ketua PSMTI Inhu, Hendry Endy Bersama Istri Diantara Pernak-Pernik Lampion.

INHU – Seperti biasa, berburu pernik pernik Imlek menjadi tradisi tahun baru China dan biasa dikenal dengan hari raya Imlek setiap tanggal 1 bulan Pebruari.

Bahkan untuk menyambut dan memeriahkan musim semi tersebut, dengan rasa sukacaita, bahagia, serta penuh syukur para Marga Tionghoa akan gemar berbagi rezeki lewat Angpao.

Angpao sendiri dikemas dalam sebuah amplop keciln warna merah dan selanjutnya diberikan kepada sesama bahkan kepada warga yang bukan bermarga Tionghoa.

Seperti dikabupaten Indragiri Hulu (Inhu)  Riau perayaan menyambut Imlek bagi Marga Tionghoa juga dihiasi dengan menambah keindahan Kota Rengat lewat hiasan Lampi Lampion

sehingga terlihat semakin asri dan memanjakan mata khusunya dimalam hari.

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Inhu, Hendry Endy mengatakan untuk perayaan Imlek tahun ini perayaannya tidak berbeda dengan tahun sebelum-sebelumnya namun tentunya tidak mengurangi makna peraayan tahun baru dengan moto saling berbagi antar sesama terlebih di masa pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum kunjung reda.

Disana Kata, Hendry organisasi sosial yang dipimpinnya itu terlebih dahulu mendata warga yang benar-benar terdampak perekonomiannya akibat hantaman pandemi Covid-19 yang belum kunjung reda.

Dari data itu marga Tionghoa akan mendatangi langsung rumah-rumah warga secara door to door untuk langsung menyerahkan bantuan sosial (Bansos) dengan tujuan agar bansos tadi tepat sasaran.

Dari data sementara ini ada ratusan warga di empat kecamatan dan layak menerima bansos. Antara lain  di  Kecamatan Rengat, Rengat Barat, Seberida dan Kecamatan Pasir Penyu.

"Untuk realnya kita tak dapat sebutkan yah, karena itu hal yang tabuh, akan tetapi kita berfokus lebih kearah niatan baik dalam diri kita masing-masing yang berada didalam organisasi yang saya pimpin untuk saling berbagi dan meringankan beban saudara-saudara kita di masa pandemi ini," ujar dia.

Hendri berharap dengan adanya Tahun Baru Imlek 2022 menandai dimulainya Tahun Macan atau tepatnya tahun "Macan Air" (versi Tionghoa-red) dapat mengusir segala bencana yang sedang Bangsa tentang Pandemi Covid-19, khususnya Inhu.

"Shio Macan ini jika diartikan dalam astrologi China melambangkan kekuatan agresif, kepercayaan diri, keberanian, dan memiliki sifat kepemimpinan. Ibarat macam yang saat ini 'Mengaum kiranya auman itu dapat mengusir segala hal yang tidak baik yang saat ini kita alami, dengan tentunya mengikuti anjuran pemerintah yang ada," ujar sambil tertawa.

Masih kata Hendri, di beberapa sudut kota di Kabupaten Inhu saat ini juga sudah dihiasi lantera atau lampion merah sebagai tradisi etnis tionghoa yang ada. Selain menjadi ajang poto bagi warga yang melinta menurut Hendri, lampion tersebut juga memiliki makna dalam tradisi Tionghoa.

"Tidak hanya untuk mempercantik kota dan menarik warga untuk berswafoto lampion merah itu juga memiliki arti tersendiri dalam etnis dan tradisi tionghoa seperti melambangkan 'terang' atau siap selalu menerangi jalan yang sedang kita tapak hingga tolak balak, atau tolak kesialan yang ada," ujar dia.

Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) Inhu, Abdul Qadir berpendapat kegiatan tahunan seperti perayaan Imlek dari rekan-rekan kita etnis Tionghoa merupakan salah satu bukti berjalannya toleransi antar umat beragama di Inhu.

"Inilah indahnya keberagaman antar sesama yang menyuguhkan toleransi antar umat beragama dan ini akan terus berjalan terlebih rekan-rekan kita dari etnis tionghoa selalu mengedepankan kegiatan sosial yang berdampak positif bagi warga lainnya di masa pandemi covid-19 saat ini," ujar Qadir. (***)