Gelombang “Meno Utara” Luluh Lantakkan 426 Rumah Warga Suku Laut di Inhil

Gelombang “Meno Utara” Luluh Lantakkan 426 Rumah Warga Suku Laut di Inhil

Inhil - Laut selat Malaka mulai menampakan kekutan gelombangnya tahun ini, dimana setiap tahun di Bulan Desember gelombang ini akan membesar seiring musim. Akibat gelombang ini ratusan rumah tempat tinggal mayoritas warga suku laut yang ada di Desa Panglima Raja, Kecamatan Concong, Kabupaten Indragiri Hilir, hancur dihantam ombak yang berasal angin utara.

Dari data yang diperoleh media, 1 rumah hancur total dan tenggelam kedalam air, 108 Rumah mengalami rusak sedang hingga berat, dan 318 Rumah mengalami rusak ringan.

“Dalam bahasa khusus bagi bangsa laut yang berada di pesisir pantai Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, MENO UTARA berarti Angin Utara,” demikian kata warga suku laut Rio.

Menurut kepercayaan mereka warga bangsa laut, Angin Utara adalah merupakan bencana tahunan yang sering terjadi tiap satu tahun sekali. 

Presiden Bangsa Orang Laut Sedunia, PRj. Haryono Maha Seri Bijawangsa, saat dikonfirmasi awak media mengungkapkan turut berduka atas bencana yang menimpa masyarakat mayoritas bangsa laut di Desa Panglima Raja, Kecamatan Concong.

"Turut berduka cita atas musibah yang terjadi, Saya yakin semua orang tidak berharap akan datangnya bencana," Ujar Presiden Bangsa Laut saat dikonfirmasi. 

Dirinya berharap agar pemerintah daerah segera tanggap atas kondisi yang menimpa warga Inhil dibagian pesisir tersebut. 

"Baik masyarakat Suku Laut atau Pemerintah, saat ini Saya berharap pemerintah daerah segera bergerak cepat membantu korban bencana Meno Utaru/ Angin Utara ini," Katanya. 

Selain itu, Presiden Bangsa Laut juga mengatakan bahwa Meni Utaru diprediksi akan terus terjadi hingga Februari 2022 mendatang. 

"Dengan hancurnya rumah tentu tidak ada peralatan masak memasak dan persediaan yang lain-lain untuk masyarakat bertahan hidup, Peristiwa Meno Utaru ini kemungkinan akan panjang mulai dari Desember ini sampai Februari 2022," pungkas Haryono Maha Sri Bijawangsa.**