Plastik Masuk Kelaut Selat Malaka Setelah Benteng Gelombang Dari Sampah Kab Meranti Jebol

Plastik Masuk Kelaut Selat Malaka Setelah Benteng Gelombang Dari Sampah Kab Meranti Jebol

Pekanbaru - Ketakutan Yayasan Anak Rimba Indonesia (ARIMBI) ,  terkait program Bupati Kepulauan Meranti yang memanfaatkan sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gogok, Kecamtan Meranti barat yang ditumpukkan ke pinggir pantai Desa Mekong, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, dengan dalih menghambat abrasi pantai kini terbukti sudah.

Pasalnya dari informasi masyarakat disekitar pantai Mekong, sampah pembenteng gelombang itu muncul kepermukaan laut yang berhadapan langsung dengan laut Selat Malaka itu. Hal itu terjadi setelah bendungan pohon kelapa pecah dan miring oleh gelombang.

Dari video yang dikirm warga setelah kejadian itu, terlihat sela-sela pohon kelapa yang dipakai sebagai benteng gelombang itu keluar sampah palstik.

"Sampah plastik sudah masuk ketengah laut, nah inilah yang kita takutkan sejak dimulainya program buang sampah kepinggir pantai Mekong tersebut oleh Bupati," kata Kepala Suku yayasan ARIMBI, Mattheus, Selasa (30/11/21).

Apalagi ulas Mattheus, saat ini Indonesia meneruskan estafet keketuaan atau Presidensi G20 dari Italia dimana untuk pertama kalinya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memegang Presidensi G20, kata Mattheus dengan tercemarnya laut karena kebijakan yang salah "ini akan mencoreng muka Presiden kita Jokowi. Diduga program Bupati ini tidak sejalan dengan program Jokowi dalam mengatasi abrasi pantai. Bupati atasi abrasi memakai sampah, sementara Presiden mensosialisasikan menanam Mangrove," katanya.

Pungkas Mattheus pada media ini, "apa yang dilakukan Bupati Kepulauan Meranti Riau ini telah menimbulkan dampak pencemaran laut, dimana sampah-sampah masuk kelaut dan dikhawatiekan terbawa oleh arus laut Malaka.

"Ini telah terjadi, semoga saja benteng sampah yang sudah bocor ini tahan dengan gelombang di Desember ini. Dan sampah palstik yang sudah masuk laut tidak hanyut tebawa sampai ke pantai negara tetangga seperti Singapore dan Malaysia, sehingga tidak  mempermalukan negara Indonesia sebagai negara Presidensi G20," ujarnya.**


Video Terkait :