“Bisik-bisik” Memang Luar Biasa Ganjar Ni, Kata Peneliti SMRC Peluangnya Ini

“Bisik-bisik” Memang Luar Biasa Ganjar Ni, Kata Peneliti SMRC Peluangnya Ini

Jakarta - Peneliti senior Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menyebut, dari sisi massa dan rasionalitas politik, Ganjar masih paling dominan untuk mendapatkan tiket dari PDIP.

Namun katanya semua hal dalam politik masih bisa terjadi walau Ganjar hampir selalu masuk 3 besar tokoh dengan elektabilitas calon presiden tertinggi.

Tapi ulas dia, kalau PDIP tidak mengusung Ganjar, akan ada dua kemungkinan. Pertama, dia tidak maju sama sekali. Kedua dia maju diusung oleh partai lain.

“Siapa? ya," kata Saidiman Ahmad kepada wartawan, Selasa (23/11/21).

Saidiman Ahmad menganalisis dari sisi spektrum politik kiri, tengah, dan kanan. Dia menduga Ganjar tidak bakal dengan mudah meloncat ke partai beraliran kanan.

"Yang paling mungkin adalah ke partai-partai tengah, seperti Golkar dan Demokrat," katanya.

Saidiman menyebut Demokrat-lah yang punya peluang menampung Ganjar. Menurutnya, Ganjar punya peluang memaksimalkan kantong Demokrat di dua provinsi di Pulau Jawa.

"Rasanya partai seperti Demokrat punya peluang. Partai Demokrat punya kepentingan untuk mengembalikan kejayaan. Kantong-kantong suara Demokrat di Jawa Tengah dan Timur perlu dimaksimalkan. Kalau Demokrat berhasil mendapatkan Ganjar, peluang itu menjadi terbuka," ujar Saidiman.

Dia menyebut Pilpres 2024 masih soal sosok tokoh. Demokrat dinilai butuh tokoh sepopuler SBY jika ingin berjaya kembali. Ganjar, katanya, bisa memenuhi kekosongan yang ada di Demokrat saat ini.

"Aspek ketokohan masih sangat besar dalam kultur politik Indonesia. Demokrat pernah berjaya karena aspek ketokohan SBY. Partai ini butuh sosok sepopuler SBY untuk mengembalikan kejayaannya. Dan saya kira, Ganjar cukup memenuhi itu," kata Saidiman.

Lalu bagaimana peluang Ganjar di Golkar? Saidiman mengatakan Golkar sudah punya sosok Airlangga Hartarto sebagai jagoan pada Pilpres 2024. Yang menarik, katanya, adalah jika Golkar dan Demokrat bekerja sama.

"Bisa saja terjadi. Tapi Golkar sudah punya Airlangga, yang memiliki dukungan yang cukup solid. Justru yang menarik kalau Golkar berkoalisi dengan Demokrat yang, misalnya, mengusung Ganjar," kata Saidiman.**