Makan Debu Proyek IPAL, Warga Kembali "Kutuk" Kontraktor

Makan Debu Proyek IPAL, Warga Kembali "Kutuk" Kontraktor

Pekanbaru - Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dilaksanakan oleh PT.Wika dan HK kembali disorot warga, selain menyebabkan kemacetan jalan juga warga mengeluhkan makan debu setiap jalan tidak disiram. Bukan saja sorotan salah seorang warga jalan Durian, Kota Pekanbaru, Mamang "mengutuk" dalam hati. 

"Maaf pak pimpinan proyek saya mengutuk karena kami selalu jadi korban, korban kerugian juga korban kesehatan karena makan debu," kata Mamang, Selasa (16/11/21).

Keresahan tersebut juga membuat jalan becek disaat hujan turun, bahkan membuat banjir di sebahagian daerah dan jalan berdebu saat musim panas.

Diingatkan Mamang pemerintah kota Pekanbaru selaku pengawas proyek ini mesti tanggap dengan apa yang terjadi saat ini.

Pemerintah jangan hanya berpikir tentang proyek IPAL manfaatnya namun mestinya Pemko juga memikirkan mudaratnya, dan mendegarkan keluhan warga sekitar pengerjaan proyek tersebut.

Pedagang Makanan Gulung Tikar

Hampir 2 tahun warga Kota Pekanbaru, Riau, merasakan dampak proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) ini, kata warga proyek ini menjadi biang kerugian ekonomi masyarakat dan itu semakin terasa ditengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini.

Sementara pedagang makanan siap saji di Kota Pekanbaru, Selamet, mengaku harus gulung tikar karena tidak ada pembeli disebabkan debu jalan berterbangan ke warung makanan miliknya. Bukan saja dia dampak proyek ini sudah puluhan usaha warga juga gulung tikar.

Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, Proyek pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Pekanbaru dilaksanakan 2 paket yang berlangsung hampir dua tahun, berdasarkan kontrak pengerjaannya akan berakhir pada 2021. 

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Riau Dirjen Pemukiman KemenPUPR Ichwanul Ihsan sebelumnya berharap pengerjaan IPAL ini bisa tuntas sebelum Desember 2022.

Sayang jelang proyek ini selesai telah menyisihkan derita bagi rakyat, walau IPAL dalam pengelolan limbah tersebut bisa dipastikan tidak akan menimbulkan bau seperti yang dibayangkan masyarakat sebelumnya.

Terpantau spanduk "mengutuk" dan minta tolong kepada wali kota Pekanbaru telah dipampang warga disejumlah tempat, "sayang kami masyarakat kecil, semua itu tidak didengar," pungkas dia.

Belum ada keterangan resmi dari PT HKI maupun PT WIKA.**