Dampak Pandemi Covid-19 dalam Keterlaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah-sekolah

Dampak Pandemi Covid-19 dalam Keterlaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah-sekolah

Opini - Setelah 1 tahun lamanya, pandemic Covid 19 melanda negeri kita ini. Tentu banyak sekali perubahan yang telah terjadi akibatnya, baik itu dari segi ekonomi, social, pendidikan dan lain sebagainya. Disini, kami ingin membahas perubahan-perubahan tersebut dalam segi pendidikan.

Dampak Negatif yang dapat kita rasakan  di era pandemic Covid 19 ini adapun:

Ø  Banyaknya peserta didik yang mengalami Learning loss atau hilangnya minat belajar pada peserta didik.

Mengutip dari The Education and Development Forum (2020), mengartikan bahwa Learning Loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis yang terjadi  karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pembelajaran atau pendidikan.

Learning Loss juga bisa disebabkan oleh kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak ketika menggunakan teknologi baik itu internet, gadget, tablet dan sebagainya.

Ø  Banyaknya peserta didik yang salah guna atau berlebihan dalam menggunakan gadget.

Hal ini, tidak jauh berbeda dengan point pertama. Namun, disini detailnya adalah banyak peserta didik yang kecanduan bermain game, yang awalnya mereka bermain game hanya untuk mengistirahatkan pikirannya, namun karena sudah terbiasa maka berubahlah menjadi rutinitas bagi mereka sehingga mereka melupakan kewajibannya untuk melaksanakan pembelajaran daring.

Pada masa pandemic ini, tidak bisa dipungkiri bahwa system pendidikan harus tetap berjalan dan satu-satunya solusi yang tepat adalah melaksanakan pembelajaran secara daring. Maka untuk itu, diharapkan pengawasan orang tua lebih ketat lagi dalam mengawasi anaknya dalam mengikuti pembelajaran secara daring ini.

Ø  Membuat proses pembelajaran menjadi kurang efektif,

Hasil dari mewawancarai salah seorang guru pada  05 Juni 2021, lebih tepatnya Kepala Sekolah SDN 002 Koto Baru, Singingi Hilir, Kuantan Singingi yakni Ibuk Mardianis, S. Pd, beliau mengutarakan pendapatnya "bahwa proses pembelajaran secara daring dimasa pandemic ini kurang efektif, dikarenakan "Banyak kendala pembelajaran, yang pertama belajar tidak lagi sesuai waktunya dengan seperti biasanya, kalau biasanya kita pulang jam 12.00 lewat atau 12.30. Namun, sekarang disekolah itu selama 3 jam pembelajaran dan dibuat menjadi 2 shif. Dan kemudian kalau kita belajarnya dari rumah, ada sebagian dari orang tua atau siswa itu yang tidak mempunyai HP Android, kemudian ada juga yang mempunyai HP Android tetapi sinyalnya kurang mendukung"

Dan beliau juga mengutarakan pendapatnya, mengenai " Bagaimana apabila pembelajaran secara daring ini tetap berkelanjutan di masa yang akan datang? " beliau menjawab: "Kalau hal ini akan berkelanjutan untuk masa yang akan datang ini sangat-sangat akan merugikan siswa, karena walaupun teknologi pada masa sekarang ini sudah sangat maju, interaksi antara siswa dan guru itu tidak bisa digantikan oleh teknologi. Artinya, pembelajaran budi pekerti memang harus ada contohnya langsung yaitu dari guru. Mudah-mudahan pandemic ini cepat berlalu sehingga pembelajaran secara tatap muka dapat dilaksanakan".

Namun dengan adanya pandemic ini, tidak hanya membawa dampak negative saja bagi system pendidikan atau pun bagi tenaga pendidik serta peserta didiknya. Adapun dampak positif yang kita rasakan pada masa pandemic ini ialah:

Ø  Banyaknya sumber belajar yang dapat diakses oleh peserta didik,

Sumber belajar pada masa pandemic ini tidak lagi berfokus pada buku teks pelajaran ataupun penjelasan materi dari guru yang bersangkutan. Tetapi siswa bisa mencari sumber belajar sebanyak-banyaknya dari internet, dan sumber belajar bisa didapat dari misalnya mencari materi dari google, mengikuti les online ( ruang guru, zenius education, dll), melihat video pembelajaran di youtube dan sebagainya.

Ø  Banyaknya guru yang menjadi lebih paham/akrab atau melek teknologi.

Hasil mewawancarai salah seorang guru di SDN 002 Koto Baru, Singingi Hilir, Kuantan Singingi yakni Ibuk Ummu Aiman, S. Pd. Beliau menegaskankan bahwa " dengan adanya pandemic covid 19, pembelajaran harus tetap dilangsungkan, tetapi dengan melaksanakan proses pembelajaran secara daring, agar peserta didik tidak mengalami hilangnya minat dalam belajar.

Dengan adanya  pembelajaran secara daring ini, sangat bermanfaat bagi guru yang tadinya kurang dalam memakai atau memahami  penggunaan internet menjadi faham dan lebih akrab dengan internet dan teknologi".

Ø  Terjadinya kolaborasi Antara orang tua dan guru dalam mengawasi anak ketika belajar

Mengutip dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yakni Bapak Nadiem Anwar makariem, beliau menjelaskan bahwa " Dengan adanya Pembelajaran daring yang saat ini diterapkan, menjadikan orang tua sadar bahwa betapa sulitnya mendidik anak dalam belajar. Nah, karena hal ini kini empati orang tua terhadap guru jadi meningkat".

Tapi guru juga menyadari, tanpa adanya peran orang tua, maka pendidikan juga tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak akan selesai. Krisis ini Antara kolaborasi orang tua dan guru, itulah dimana pembelajaran terjadi " imbuh beliau.**

Opini dimuat tanpa diedit, Ditulis oleh: Mahasiswa Prodi PGSD UIR, semester 3: Dwi Meliana Pujasari, Mutia Hermi, dan Noor Asfa Izzati Ritonga

Dosen Pembimbing : Ibuk Dea Mustika, S. Pd., M. Pd. Selaku pengampuh MK Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran di SD.