Limbah TTM Diluar PLG Dibersihkan Secara Manual Dinilai DR Elviriadi Lecehkan Ilmu Pengetahuan
Pekanbaru - Ketika ditanya pada Pakar lingkungan hidup Nasional asal Riau, DR Elviriadi SPI MSi., dalam penanganan pencemaran limbah tanah terkontaminasi minyak (TTM) di Wilayah Kerja Blok Rokan (PT CPI) di Provinsi Riau, dengan mengunakan skop dan cangkul (secara manual), merupakan sebuah "pelecehan terhadap ilmu pengetahuan".
"Di era dimana ilmu pengetahuan dan teknologi sudah berkembang sangat pesat seperti sekarang ini, kita malah masih mendengar penananganan pencemaran limbah TTM dilakukan hanya dengan menggunakan sekop dan cangkul. Saya ingin mengatakan, sekop dan cangkul untuk recovery TTM itu adalah Abuse of Knowledge," ungkap Ahli lingkungan hidup yang juga merupakan Kepala Bidang Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI, Kamis (28/10/21).
Lebih lanjut, Elviriadi mengatakan, negeri kita mengalami krisis birokrat yang berintegritas, politisi yang berintegritas dan akademisi yang jujur tapi progresif. "Mungkin pengecualianya didalam kawasan Tahura dan Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Minas, diamana masih banyak tanaman yang dilindungi.
"Kalau dalam Tahura dan PLG dikecualikanlah karena takut tanaman yang dilindungi mati, karena itu supervisi dan kontrol perusahaan ekstraktif di bidang kehutanan, LH dan lain-lainnya tidak berjalan baik," ungkap peraih gelar Doktor Jurusan Manajemen Lingkungan Hidup dari Universiti Kebangsaan Malaysia ini.
Ia membeberkan, dalam sidang-sidang kasus kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla, ia sering mengungkapkan, azas-azas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 terutama pasal 2, tidak pernah ada di lapangan.
"Kelestarian, keterpaduan, kearifan lokal, partisipatif, otonomi daerah, dan seterusnya tidak ada dalam praktek. Karena itu, siapa yang kuat dia bebas mengeksploitasi sekaligus merusak lingkungan hidup di Bumi Riau dan Indonesia pada umumnya," pungkas pria yang pernah menjadi pemakalah pada Society of Ethnobiology Conference tahun 2011 silam di Colombus, Ohio, Amerika Serikat itu.**