Harapan Publik Susi #CekOmbak Angkat Kasus Pencemaran Puluhan Ton Sampah

Hitungan Hari Sampah Ditanam di Pinggir Pantai Mekong Meranti Penuhi Alat Tangkap Nelayan

Hitungan Hari Sampah Ditanam di Pinggir Pantai Mekong Meranti Penuhi Alat Tangkap Nelayan

Selatpanjang - Kekhawatirkan warga kini sudah mulai terbukti, karena belum saja dihantam gelombang Selat Malaka, dikatakan warganet sampah yang sudah Over Load di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Gogok Darussalam, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti yang dimanfaatkan sebagai media pembenteng abrasi disepanjang pinggir pantai Desa Mekong, mulai berhanyutan di laut Meranti.

Hal ini terungkap dalam sebuah media sosial, akun elly yang mengaku nelayan kini sudah mulai terganggu banyak sampah yang nyangkut digumbang (alat tangkap ikan) nelayan Kepulauan Meranti.

"Nelayan terganggu banyak sampah yang nyangkut digumbang nelayan," demikian postingan Elly yang dilihat redaksi kabarriau.com pada Senin (25/10/21).

Selain Elly, juga warganet lainnnya mengkritik kebijakan Bupati Muhammad Adil, SH ini, Zulfan Effendi dalam postingannnya mengaku kiecewa dengan oknum LSM yang mengumbar "opini" pada media yang menyebut saat memantau pantai Mekong tidak menemukan sampah dilokasi itu.

"Hari ini memang tidak tampak sampah, karena tak mungkin pula dengan sekejab membusuk. Tengok 1 tahun atau 2 tahun kedepan. Kita sebagai orang awam tidak akan tahu entah apa yang akan terjadi kedepan atas pembusukan sampah non organik dan organik. Biar saja para ahli yang paham dibidangnya bicara terhadap dampak sampah non organik itu. Sedang kita tau sedikit saja bahwa sampah palstik butuh puluhan tahun bahkan ratusan tahun untuk hancur terjadi pengurtaian pohon kelapa dipastikan akan lapuk," jawab akun Zulfan Effendi.

Tentunya kekhawatiran Zulfan Effendi ini kalau dipahami memang benar adanya, bahwa sampah palstik yang puluhan tahun terurai itu akan mencemari laut dan mengambang memenuhi Selat Malaka sehingga apa yang disebut Elly itu akan terbukti, "Buktinya saja baru hitungan hari sekarang sampah plastik sudah menyangkut pada alat penangkap ikan nelayan Meranti".

Walau dikatakan Kepala Dinas DLH, Meranti, Irmansyah lokasi itu sudah tidak ada sampah lagi dipermukaan karena sudah ditutup lumpur dan tanah dari lokasi setempat dan kini pantai Mekong telah banyak duikunjungi wisatawan lokal, namun dugaan tindak pidana lingkungan yang dilakukan Pemkab Kepulauan Meranti tidaklah menjadi hilang. "Apalagi opini yang dibuat itu bisa dinilai pembodohan publik." 

"LSM yang membuat opini tanpa kajian itu tim dari mana ni," komentar Zulfan Effendi.

Sebelumnya berita yang kerap disuarakan kabarriau.com telah menjadi gunjingan dikalangan beberapa ASN dan Honorer maupun warganet di Kab. Kepulauan Meranti sendiri. "Sedikit yang memberikan jempol, namun ratusan yang menyebut kebijakan bupati ini asal-asalan".

"Kita harap Dit Reskrimsus Polda Riau membuktikan kebijakan Bupati membuang sampah dibenam dipinggir Pantai Mekong itu melanggar UU dan Peraturan yang ada, Ini negara hukum pak Polisi bukan negara opini," kata salah seorang ASN yang minta namanya dirahasiakan, Minggu (24/10/21) sebelumnya.

Diduga adanya orang suruhan dari oknum Pemkab Kepuluan Meranti untuk membangun opini yang di buktikan dengan nara sumber yang mengaku tidak melihat adanya pencemaran terjadi pantai Mekong sangat disayangkan publik.

Diberitakan sebelumnya, pengakuan Kepala Dinas Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kepulauan Meranti, Riau, Drs H.Irmansyah, menyebut sampah yang dikubur di pinggir pantai Mekong, merupakan keberhasilan Pemkab Meranti dalam mengatasi abrasi pantai.

Selain itu katanya sejak di tutup tanah diatas sampah tersebut kini pantai Mekong sudah bisa dijadikan lokasi wisata. Sayang kajian dan pendapat Kadis terhadap dampak lingkungan tersebut dikaji setelah media heboh memberitakan sampah dipinggir pantai Mekong sebelum ditimbun itu berserakan kedalam laut.

Banyak kalangan untuk kebersihan laut, Susi Pudjiastuti dalam programnya #CekOmbak di Metro TV mengangkat pembuangan sampah ke Pinggir Pantai Meranti ini diangkat.**


Video Terkait :