Akses Kebun Diblokir, Emak-emak di Kuansing Menangis
Tehadap PT. Wanasari Nusantara Wabub Kuansing "Tak Bertaji"
Kuansing - Masyarakat Desa Dumber Jaya, Kecamatan Singingi Hilir, Kuantan Singingi, Riau, harus memutar jalan belasan Kilometer untuk menuju lahan mereka, pasalnya pihak PT. Wanasari Nusantara (PT WN) melakukan penggalian parit gajah memutus akses jalan untuk aktivitas panen sawit diperkebunan mereka.
Galian parit gajah sedalam lebih kurang 2 meter, menurut warga sangat menyengsarakan sehingga setiap masyarakat yang memiliki keperluan ke kebun yang melalui jalan tersebut menjadi terkendala.
Salah seorang perwakilan warga Daniel meminta Kepada Pemerintah Pusat dan Daerah untuk segera menuntaskan kasus peutupan akses jalan kekebun warga ini.
Sebelumnya anatara masyarakat dengan pihak PT. Wanasari Nusantara pernah berkonflik terdata pada Kamis 07 Oktober 2021 nyaris terjadi keributan. Warga melakukan aksi namun tidak ada tanggapan dari pihak Pemkab Inhu.
"Konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan PT Wanasari Nusantara bukan yang pertama kalinya. Sudah berulang kali belum juga tuntas. Jangan sampai masyarakat menjadi korban dari keserakahan pihak perusahaan," kata Daniel, dalam pesan yang disampaikan pada Kabarriau.com pada Jumat (8/10/21).
"Saya sebagai pemuda kecamatan Singingi-Singingi Hilir sangat kecewa dengan tindakan perusahaan yang selalu menindas masyarakat. Padahal kebun yang sudah puluhan tahun ditanami sawit menjadi mata pencarian mereka untuk membiayai hidup keluarga," kata Daniel.
"Permasalahan konflik di Singingi Hilir biar didengar Pusat dan para pemangku kebijakan di negeri ini agar memperhatian. Bahwa hari ini masih ada penjajah yang mencoba ingin mengambil hak masyarakat kecil itu ada," kata Daniel.
Daniel menyebut sangat miris, yang mana Pemerintah Kuantan Singingi melalui Wakil Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby Ak. MM., telah memberikan himbauan kepada PT. Wanasari Nusantara sebagaimana yang telah beredar namun tidak diindahkan.
"Kita sangat kecewa dengan sikap perusahaan Wanasari Nusantara ini yang sama sekali tidak menggubris arahan yang telah dilakukan Pemerintah Kuantan Singingi," katanya.
Kondisi dilapangan beber daniel, "sangat sedih sebagaimana video yang berhasil diabadikan oleh rekan-rekan media seorang ibu-ibu yang baru ditinggal suaminya untuk selamanya menangis dan duduk bersimpuh ditanahnya sendiri. Sambil memohon kepada pemerintah Kuantan Singingi baik Eksekutif maupun Legislatif lebih serius dan berani dalam mengambil tindakan".
"Mereka tidak mau ada sampai pertumpahan darah dan keributan di negara ini. Yang mana setelah kita telusuri ibu Rina itu harus membanting tulang berkebun sawit guna membiayai anak-anaknya sekolah. Akan tetapi saat ini kondisinya malah dipersulit oleh perusahaan. Bukan sebaliknya seperti yang diatur dalam undang-undang," katanya.
Daniel dalam kesempatan ini menyampaikan melalui saran Media Online "kepada Yth. Bapak H. Syamsuar selaku Gubernur Riau untuk memberikan tindakan berani, cepat dan tepat sehingga mampu memberikan efek jera kepada perusahaan-perusahaan nakal seperti Ini".
Kalau sebelumnya Wakil Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby Ak. MM T., saat di DPRD Prov Riau terkenal dengan sekretaris Pansus monitoring lahan DPRD Riau ini sangat "garang" entah kenapa? saat ini tidak berkutik setelah menjadi wakil Bupati di Kuansing.
Padahal berdasarkan data yang dimiliki pansus ada sekitar 1,4 juta lahan di provinsi Riau yang merupakan kebun sawit illegal, "Apakah lahan PT. Wanasari Nusantara termasuk salah satu temuan pansus ?" antahlah.**