Togu Saja Peduli Penyelamatan Lingkungan, ARIMBI ; "Seharusnya Pemerintah Malu"

Togu Saja Peduli Penyelamatan Lingkungan, ARIMBI ; "Seharusnya Pemerintah Malu"

Riau - Aksi Jalan Kaki (AJAK) berupuluh hari yang dilakukan Togu Simorangkir bersama Tim 11 untuk menemui Presiden Indonesia Ir. Joko Widodo (Jokowi) terkait pencemaran lingkungan oleh perusahaan Toba Pulp Lestari (TPL), merupakan salah satu aksi yang patut mendapatkan applause.

Butuh kebulatan tekad untuk bisa melakukan aksi itu. Ini bukan semata-mata demi sebuah sensasi, tetapi dapat dipastikan ini terjadi karena pemerintah, penegak hukum dan kapitalis sudah berkolaborasi untuk mengabaikan aturan dan peraturan demi keuntungan bisnis".

Hal tersebut disampaikan Kepala Suku Yayasan Anak Rimba Indonesia (ARIMBI), Mattheus Simamora di Pekanbaru, Minggu (8/8/21). Menurutnya persoalan kerusakan lingkungan ini seharusnya menjadi perhatian serius pemerintahan Jokowi.

Lanjut Mattheus, dua periode pemerintahan Jokowi ini hanya sibuk mengurusi soal inprastruktur saja. Sementara perhatiannya soal kelestarian lingkungan sangat minim dan bisa dikatakan terabaikan. Sementara para Menteri yang ditugaskan mengurusi hal tersebut malah berpangku tangan, seolah tidak tahu apa yang sedang mengancam alam dan kehidupan generasi yang akan datang. 

"Sama halnya seperti yang sedang terjadi di provinsi Riau, ARIMBI juga telah berupaya membuka mata hukum yang selama puluhan tahun 'Buta" akan bahaya pencemaran lingkungan (Tanah Terkontaminasi Minyak) yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan. 

Kembali kepada aksi Togu Simorangkir menemui Jokowi, ulas Mattheus, hal yang sama juga sebenarnya dilakukan oknum tokoh masyarakat Riau. Hanya saja dari kedua aksi itu berbeda misi. 

"Kalau Togu Cs berangkat ke Jakarta menemui Presiden demi menyelamatkan lingkungan dengan aksi jalan kaki, tapi tokoh kami naik pesawat menemui komisi VII DPRI minta 10% saham Pengelolaan wilayah kerja (WK) Blok Rokan," sindirnya.

Kata Mattheus, Tokoh Batak mendesak penutupan PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut), karena merusak lingkungan, sementara oknum tokoh adat di Riau minta bagi hasil dalam pengelolaan Blok Rokan, sementara terkait limbah PT CPI oknum tokoh ini seperti tidak peduli. 

Beber Mattheus, tragis memang kalau melaporkan pencemaran lingkungan di Riau atau sebutlah di Sumatera baru akan ditindaklanjuti pemerintah jika harus ditempuh dengan berjalan kaki ke Istana Presiden (Jokowi), seharusnya pemerintah 'malu' dengan aksi kepedulian Togu Simorangkir Cs ini.

Kalau kita dengar tokoh Batak telah menjelaskan keluhan terkait perusakan lingkungan kepada Jokowi. Ada berita yang saya baca menurut Togu, Jokowi juga sempat 'terkejut ?'  mendengarkan aduan tersebut. Atas kekagetan itu bahkan Jokowi disebut bakal berkunjung ke Danau Toba akhir tahun ini. 

"Saya tidak yakin Jokowi tidak tahu ada limbah berserakan dilahan warga jelang berakhirnya kontrak Blok Rokan dengan PT CPI Agustus ini. Pesan kami kepada Jokowi, jangan lupa singgah ke Blok Rokan melihat limbah berserakan ya Pak Jokowi ! Saya pastikan bapak terpana menyaksikan limbah warisan PT Chevron selama beroperasi di Riau," pungkasnya.**