Rencana Pertukaran Tahanan Israel dan Hamas Dimediasi Pemerintah Mesir

Rencana Pertukaran Tahanan Israel dan Hamas Dimediasi Pemerintah Mesir

Palestina - Kepala sayap politik Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, sebut kunjungan Kamel untuk memperkuat gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimediasi pemerintah Mesir, yang mulai berlaku pada 21 Mei, setelah 11 hari pertempuran sengit.

Sinwar menyampaikan pernyataan itu di sela-sela kunjungan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel, menyusul setelah Kelompok Hamas menyatakan pihaknya terbuka untuk negosiasi "tidak langsung dan cepat" tentang pertukaran tahanan dengan Israel.

Hal ini disampaikan Hamas pada Senin (31/5) waktu setempat menyusul eskalasi militernya dengan Israel belum lama ini.

"Sekarang ada peluang nyata untuk meneruskan berkas ini, kami siap untuk negosiasi tidak langsung, segera dan cepat untuk menyelesaikan kasus ini," katanya.

Seorang pejabat Hamas, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan pembicaraan Gaza difokuskan pada tiga poin: mengubah gencatan senjata menjadi gencatan senjata jangka panjang, pertukaran tahanan, dan pembangunan kembali Gaza.

Sebelumnya di Kairo, Mesir, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengangkat masalah dua tentara yang diperkirakan tewas dan dua warga Israel lainnya diyakini ditahan di Gaza.

Sejak invasi Israel ke Jalur Gaza pada 2014, kelompok Hamas telah menahan dua jenazah tentara Israel, Oron Shaul dan Hadar Goldin, meskipun Hamas tidak pernah mengkonfirmasi kematian mereka.

Hamas juga diyakini menahan dua warga Israel lainnya. Sementara itu, Israel menahan lebih dari 5.000 warga Palestina.**