Apa Iya Ganjar tak Disukai Pengurus PDIP se-Jateng, Ini Pemaparan Ahmad Khoirul Umam

Apa Iya Ganjar tak Disukai Pengurus PDIP se-Jateng, Ini Pemaparan Ahmad Khoirul Umam

Jakarta - Ganjar disebut memang tidak disukai oleh pengurus-pengurus dewan pimpinan cabang (DPC) PDIP se-Jateng. Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam mengatakan soal pengurus DPD Jateng dan DPC se-Jateng tidak suka sama Ganjar ini memang sudah lama.

"Bahkan sejak Ganjar menjadi gubernur periode pertama. Namun kalau PDIP melepas Ganjar begitu saja, seperti yang disampaikan Bambang Wuryanto, itu jelas kerugian besar bagi PDIP," katanya pada wartawan, Minggu (30/5/21).

Umam menyebut kemenangan Ganjar Pranowo dalam Pilgub Jateng 2018 bisa diraih berkat dukungan putra KH Maimun Zubair atau Mbah Moen, Gus Yasin. Sebagai seorang inkumben, Umam menilai perolehan suara 58 persen tidaklah layak.

"Maka sebenarnya kemenangan Ganjar di Pilgub 2018 juga banyak di-support oleh suara Gus Yasin (santri-santri Mbah Maemun Zubair, Rembang). Hal itu bisa kita lihat dari hasil perolehan suara Ganjar dalam Pilgub 2018 sebanyak 58 persen, sedangkan sang penantang Sudirman Said-Ida Fauziyah memperoleh 41 persen. Bagi seorang inkumben yang didukung PDIP di Jawa Tengah, memperoleh 58 persen menurut saya sangat sedikit," papar Umam.

Soal masa depan Ganjar di PDIP. Umam melihat pernyataan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP Bambang Wuryanto yang mempersilakan Ganjar hengkang justru dapat berimbas negatif.

"Tapi di sisi lain, memang perlakuan Bambang Wuryanto ke Ganjar itu berpotensi membuka pertanyaan masyarakat tentang relevansi klaim 'partai kader-nya' PDIP," sebut Umam.

Ketika fungsi kaderisasi tetap harus tunduk pada trah elit dan patronase partai jelas Umam, maka model kaderisasi parpol itu jelas tidak menunjukkan watak demokrasi yang sesungguhnya. 

'Cara-cara itu lebih dekat dengan 'demokrasi terpimpin', yang sebenarnya bukan varian genuine dari sistem demokrasi," pungkas Umam.**