Proyek IPAL Rp.400 Milyar Membuat Pedagang Kecil Pekanbaru Gulung Tikar
Pekanbaru - Hampir 2 tahun warga Kota Pekanbaru, Riau, merasakan dampak proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Proyek ini, selain mengakibatkan kerusakan jalan, juga menjadi biang kerugian ekonomi masyarakat dan itu semakin terasa ditengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini.
"Jalan di depan warung kami ditutup, debu berterbangan, hujan banjir dan berlumpur, macet dimana-mana. Mereka seenaknya saja menggali didepan kedai-kedai kami, sementara pihak PT HK ini tidak pernah memberitahukan sampai kapan lobangnya akan ditutup kembali," keluh warga yang juga pedagang makanan siap saji di Jalan Rajawali, Kota Pekanbaru, Selamet, Rabu (26/5/21).
Terpantau di sejumlah titik, seperti Jalan A Yani, Jalan Ahmad Dahlan, dan jalanan di daerah Sukajadi mengalami kerusakan dan menimbulkan kemacetan akibat oleh proyek Balai Infrastruktur Wilayah di Kementerian PUPR ini. Bahkan dampak proyek ini sudah puluhan usaha warga yang gulung tikar.
Kemacetan, selain disebabkan jalan rusak, terjadi akibat banyaknya material proyek di tengah jalan. Bahkan, sejumlah titik mulai ditutup hingga pengendara harus berputar-putar mencari jalan alternatif lain.
Sementara itu, juga sejumlah warga Sukajadi, Pekanbaru, mengeluhkan jalan rusak dan berlumpur saat hujan turun. Dia mengatakan saat cuaca panas, abu dari lumpur yang mengering beterbangan.
"Kami selaku warga terdampak proyek 400 Milyar ini sudah bosan terkena dampak proyek yang tak kunjung selesai," ujar warga.
Salah seorang warga bernama Firman juga mengeluh karena jalan yang selesai dikerjakan lambat diperbaiki. "Seharusnya kalau sudah selesai langsung ditutup, dirapikan seperti semula dan tidak ditunda-tunda (jalan Melati). Kasihan warga," keluh Firman.
Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, Proyek pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Pekanbaru dilaksanakan 2 paket yang berlangsung hampir dua tahun, berdasarkan kontrak pengerjaannya akan berakhir pada 2021.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Riau Dirjen Pemukiman KemenPUPR Ichwanul Ihsan sebelumnya berharap pengerjaan IPAL ini bisa tuntas sebelum Desember.
Sayang jelang proyek ini selesai telah menyisihkan derita bagi rakyat, walau IPAL dalam pengelolan limbah tersebut bisa dipastikan tidak akan menimbulkan bau seperti yang dibayangkan masyarakat sebelumnya.
Namun atas kejadian ini Ichwanul pun meminta maaf kepada masyarakat Pekanbaru lantaran pembangunan IPAL ini menganggu aktivitas masyarakat.
Sayang permintaan maaf beliau diplototi warga karena tidak dibarengi ganti rugi pada warga pedagang yang terganggu akibat proyek yang hanya baru pembenaman pipa ini, "Entah kapan kami rasakan hasilnya, namun yang jelas 400 Milyar baru setakat membenam pipa," kata warga kota Pekanbaru, Muslimin.
Keluhan warga, kata Muslimin sudah disampaikan pada petugas PT Hutama Karya Indonesia (HKI) namun tidak direspon, bahkan spanduk "mengutuk" dan minta tolong kepada wali kota Pekanbaru telah dipampang warga disejumlah tempat, "sayang kami masyarakat kecil, semua itu tidak didengar," pungkas Muslimin.**