Pembunuh TNI Berikut 6 Korbannya yang Dihabisi Secara Berantai Segera Naik "Gantungan"

Pembunuh TNI Berikut 6 Korbannya yang Dihabisi Secara Berantai Segera Naik "Gantungan"

Sukoharjo - Setelah Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan peninjauan kembali (PK) hukuman mati pada pelaku pembunuh berantai 7 orang propesi sebagai tukang pijit bernama bernama Yulianto di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Atas kasus ini Kejaksaan Negeri (Kejari) Sukoharjo pun segera mempersiapkan eksekusi mati.

Namun walau sudah menuju hukuman mati, Kepala Kejari Sukoharjo, Tatang Agus Volleyantono, mengatakan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kejaksaan Agung.

"Persiapan hukuman mati membutuhkan waktu yang tidak singkat. Kami intinya sebagai jaksa penuntut umum termasuk tugas kami mengeksekusi. Setelah kami siap, lapor Kejagung. Dan persiapannya tidak sesederhana yang kita bayangkan," katanya Kamis (15/4/21).

Jaksa dikatakan, tidak dapat memastikan kapan eksekusi mati dilaksanakan. Begitu pula soal lokasi eksekusi mati, Tatang juga belum memastikan apakah dilakukan di Lapas Nusakambangan, tempat Yulianto dipenjara saat ini.

Di masa persiapan, tidak menutup kemungkinan jika pihak terpidana mengajukan grasi atau pengampunan dari presiden. Diberitakan sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan hukuman mati kepada warga Sukoharjo, Jawa Tengah, Yulianto.

Pria sadis itu tega membunuh 7 orang secara berantai, kasus mencuat penyilidikan mendalam dilakukan karena salah satu korbannya adalah anggota Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan, Kopda Santoso.

Kasus bermula saat Yulianto meminjami uang Rp 40 juta kepada Sugiyono pada 2005. Saat ditagih, Sugiyono tidak mau membayar utang. Yulianto tersinggung dan menghabisi nyawa Sugiyono saat Sugiyono sedang dipijitnya.

Modusnya korban disuguhi ramuan kecubung kepada Sugiyono. Setelah itu, mayat Sugiyono dikubur di samping kandang rumahnya.

    Baca Juga :

Dua tahun kemudian, Yulianto menghabisi nyawa Suhardi saat Suhardi sedang bersemedi di Gua Cermai, Bantul. Mayat Suhardi dibiarkan di sebuah genangan air dan ditindih dengan batu besar.

Pembunuhan terus diulang hingga pembunuhan ketujuh, yaitu Kopda Santoso. Kala itu, Kopda Santoso datang ke Yulianto mau pijat badan.

Saat pijat itu, Yulianto dan Santoso terlibat percakapan yang membuat Yulianto tersinggung. Yulianto kemudian membuat ramuan jamu dan menyerahkan ke Kopda Santoso untuk diminum.

Minuman itu juga sudah dicampur kecubung sehingga Kopda Santoso pusing dan sempoyongan. Yulianto mencekik Kopda Santoso hingga meninggal. Jenazah Kopda Santoso kemudian dikubur di dapur rumahnya.**