Tidak Punya Lobang Anus, Cara BAB Balita Inhu Ini Sangat Miris
INHU - Dapat dipastikan setiap orangtua menginginkan anaknya lahir memiliki fisik yang sempurna, namun malang, suka cita itu justru bertolak belakang kepada pasangan satu keluarga di Desa Sialang Dua Dahan Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau.
Sebut saja namanya Juningsih, perempuan usia 8 bulan kelahiran tahun kemarin itu divonis mengidap penyakit Atresia Ani karena tidak memiliki lubang anus bawaan lahir.
Akibatnya miris, setiap buang air besar (BAB) Juningsih harus disemprot air pakai pipet dari lobang kemaluannya sehingga menambah rasa sakit sang Balita.
Hal itu dilakukan terpaksa oleh Ibu kandungnya, Dedi Herfinal dikala anaknya mau BAB.
"Jadi kalau mau BAB selalu menanggis karna sakit, dan setiap mau BAB ditembakan air menggunakan pipet dimasukkan ke kelaminnya," sebut seorang Polisi berkopel putih di pinggang, Brigadir Malindo, SE, Minggu 14 Maret 2020.
Kepada KabarRiau.com, BKO Satlantas di Polsek Lirik itu berkisah tentang adanya seorang Balita lahir namun tidak sempurna bermula dari informasi yang ia terima dari kerabatnya, kemarin lusa.
Atas informasi tersebut, Polantas berpangkat Brigadir itupun menyambangi rumah sederhana milik orang tua Juningsih dikawan DAS Indragiri di Desa Sialang Dua Dahan, Rengat Barat.
Kepada Malindo, orang tua Juningsih (Dedi Herfinal) mengaku pernah niat mau bunuh diri dengan cara mau minum racun rumput karena depresi melihat kondisi anaknya diperparah kondisi ekonomi dari prife serabutan.
"Ibunya kemaren bilang sempat dia putus asa mau minum racun rumput untuk bunuh diri sama anaknya, dan saya pikir itu efek stress," sambung Malindo, via seluler.
Menurut Malindo lagi, rasa putus asa orang tua Juningsih diperparah setelah melihat kondisi anaknya yang harus menanggung deman setiap kali mau BAB.
Sebab rangsangan untuk BAB harus disuntik air pakai Pipet dan dituntun jari tangan si Ibu lewat kelamin si Balita.
Jadi menyedihkan kali cara BAB nya Bang, kemaluannya sampai robek, saya sendiri menangis melihatnya," sebutnya prihatin.
DI INISIASI PAKAI BPJS
Kepada keluarga Dedi Herfinal, Brigadir Malindo mengaku tidak banyak berbuat karena hanya mampu menginisiasi dan mengawal terbitnya BPJS Kesehatan.
"Insya Allah besok saya akan kawal surat rujukannya dari Puskesmas untuk keperluan operasi ke Pekanbaru," sebutnya.
BPJS Kesehatan diterbitkan setelah ianya melakukan koordinasi bersama Kepala Desa setempat. Semoga bermanfaat," papar Malindo sembari menyerahkan makanan dan Pempers Popok untuk Juningsih. (Sandar Nababan)