Armada ke-7 Angkatan Laut AS Propokasi ke Laut China Selatan

Armada ke-7 Angkatan Laut AS Propokasi ke Laut China Selatan

Amerika - Menandai langkah terbaru Washington untuk menantang klaim teritorial Beijing di perairan yang diklaim China di Laut China Selatan (LCS), sebuah kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dilaporkan berlayar di pulau-pulau tersebut, Rabu (17/2/21).

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden China Xi Jinping telah menuai kritikan global karena menahan minoritas Uighur di kamp-kamp pengasingan dan atas sejumlah pelanggaran HAM lainnya.

Awalnya dikatakan terkait penanganan minoritas Muslim Uighur di Xinjiang Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan China untuk segera menuntaskan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang diduga dilakukannya.

Peringatan itu disampaikan ketika Biden mendapatkan pertanyaan soal penanganan minoritas Muslim Uighur dalam forum town hall yang digelar televisi terkemuka AS, pada Selasa (16/2) waktu setempat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya diketahui telah mengutarakan akan tetap keras soal hak navigasi dan kebebasan di wilayah itu sesuai dengan hukum internasional tersebut.

Dilansir AFP, armada ke-7 Angkatan Laut AS mengumumkan masuknya kapal frigat USS Russell di laut yang diperebutkan China dengan sejumlah negara ASEAN tersebut, di titik dekat Kepulauan Spratly.

Washington juga kembali mengecam apa yang disebutnya sebagai "upaya Beijing untuk menindas tetangga dengan kepentingan yang bersaing". China bersitegang dengan Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei, dan Taiwan di pulau tersebut.

Juga dikabarkan media, China telah berulang kali mengecam AS akibat ini. AS disebut memicu kerusuhan di kawasan dan mencampuri apa yang dianggap China sebagai urusan internalnya.

"Fakta menunjukkan bahwa menahan China adalah misi yang mustahil, dan hanya akan berakhir dengan menembak diri Anda sendiri," kata juru bicara kementerian pertahanan Wu Qian, sebeleumnya.

Klaim teritorial China yang luas di perairan yang kaya sumber daya alam itu telah menjadi masalah utama dalam hubungan kompleks China - AS.

Selain LCS, kedua negara berselisih tentang perdagangan, asal muasal pandemi Covid-19, Hong Kong, Taiwan dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur.**