Kejadian yang ke Tiga
Mak, Awalnya Ingin Buat Sumur Bor, di Pesantren Pekanbaru Keluar Gas dan Lumpur Berbatu
Pekanbaru - Berawal saat membikin sumur bor semburan gas disertai lumpur dan batu bermunculan dari bumu, bahkan lumpur memenuhi halaman Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau.
Warga pesantren saat ini mulai resah takut kasus lumpur Lapindo terulang di Riau, Semburan gas disertai lumpur muncul di Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School setelah pengeboran sumur.
Dari informasi yang diterima redaksi peristiwa serupa sebelumnya juga pernah terjadi, kejadian pertama pada awal tahun 2019 lalu saat ada penggalian pada pembangunan PLTU Tenayan Raya.
Lalu beberapa waktu setelah itu, semburan gas terjadi lagi saat penggalian pada pembangunan kawasan industri tenayan (KIT) oleh PUPR Pekanbaru. “Ini yang ketiga,” kata warga Tuah Negeri.
Semburan gas bercampur pasir serta bebatuan tesebut mengeluarkan suara bergemuruh hingga terdengar dari harak 300 meter disekira pesantren. Sumur bor tersebut dibuat di antara gedung belajar dengan pondok santri.
Awalnya semburan gas tak begitu kuat. Namun semakin sore gas yang keluar semakin kuat. Tinggi semburan gas bahkan mencapai sekitar 10 meter.
Kabibat dhsyatnya getaran Di hari kedua, Jumat (5/2/21) kabarnya hampir semua bangunan pondok pesantren rusak berat karena material menimpa bangunan pondok.
“Hampir Semua Bangunan Rusak Berat Akibatnya puluhan santri pun diungsikan ke pondok pesanten lain agar aman,” jelas salah saru santri.
Camat Tenayan Raya Indah Vidya Astuti mengatakan semburan gas terjadi pada Kamis siang sekitar 14.00 WIB. "Pondok pesantren rencananya mau bikin sumur bor. Namun, saat pengeboran pada kedalaman 119 meter tiba-tiba ada semburan gas," kata Indah.
Sumur bor dibuat agar warga pesantren agar mendapatkan akses air bersih karena selama ini mereka memanfaatkan air rawa. Kini sebanyak 34 orang sudah diungsikan ke Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School I di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
Di lokasi, ada sekitar enam ruangan belajar dan asrama santri yang rusak berat. Atap bangunan pondok tampak roboh sampai ke lantai, karena tidak mampu menahan beratnya lumpur dan batu yang menimpa.
Selain itu, lumpur dan batu juga memenuhi halaman pondok. Tumpukan lumpur di lorong antara ruang belajar dengan asrama, tingginya mencapai lima meter. Lorong tersebut dikabarkan memang merupakan tempat pengeboran sumur bor yang mengeluarkan gas bumi.
Saat ini Camat Tenayan Raya Indah Vidya Astuti mengatakan telah berkoordinasi langsung dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru.**