Setelah Militer Myanmar Kudeta, Otoritas Bangladesh “Buka Suara” Bagi Perdamaian Etnis Muslim Rohingya

Setelah Militer Myanmar Kudeta, Otoritas Bangladesh “Buka Suara” Bagi Perdamaian Etnis Muslim Rohingya

Dhaka - Bangladesh yang mayoritas berpenduduk Muslim ini telah menampung 1 juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari operasi militer Myanmar di Rakhine beberapa waktu lalu, kini Otoritas Bangladesh “buka suara” dengan menyerukan agar perdamaian dan stabilitas ditegakkan di Myanmar setelah militer melakukan kudeta itu.

Seperti dilansir dari laman Reuters, Senin (1/2/21),  Bangladesh juga mengharapkan agar Myanmar menjaga komitmennya dalam upaya pemulangan warga etnis minoritas Muslim Rohingya ke kampungnya di Myanmar.

Apalagi menurut Otoritas Bangladesh proses pemulangan pengungsi Rohingya yang didukung Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) gagal dijalankan meski ada banyak upaya dari Bangladesh, yang kini mulai memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke pulau terpencil di Teluk Benggala.

"Kami sangat gigih dalam mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan Myanmar dan telah bekerja dengan Myanmar untuk pemulangan secara sukarela, aman dan berkelanjutan bagi pengungsi Rohingya yang berlindung di Bangladesh. Kami berharap proses ini terus berlanjut dengan sungguh-sungguh," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Bangladesh.

Seperti diketahui, Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan pada Senin (1/2/21) waktu setempat, dalam kudeta terhadap pemerintahan Myanmar yang terpilih secara demokratis yang dipimpin oleh pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi.

Militer Myanmar menahan Suu Kyi dan tokoh senior pemerintahan Myanmar dalam penggerebekan dini hari. “Sebagai tetangga dekat dan bersahabat, kami ingin melihat perdamaian dan stabilitas di Myanmar," ujar otoritas Bangladesh.**