Up Date Gempa Majene, Korban Gempa Sulbar Terus Bertambah
Sulawesi - Korban gempa Sulawesi Barat pascagempa M6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1/21) terus bertambah, berdasarkan kondisi terkini, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan 189 orang di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat.
Korban di Kabupaten Majene, sekitar 637 orang mengalami luka ringan dan mendapatkan penanganan rawat jalan serta kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian.
Dari catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa susulan berkekuatan magnitudo 5,0 terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (16/01) pukul 06:32 WIB. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
BMKG memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi dan meminta masyarakat untuk waspada terhadap potensi gempa susulan yang signifikan. Selain itu, korban meninggal akibat gempa tersebut mencapai 42 orang, dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene.
Baca Juga :
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan mengatakan, "BPBD Kabupaten Majene menginformasikan belum ada laporan terkait dampak gempa yang berpusat di darat 20 km Timur Laut Majene dan berkedalaman 10 km”.
Gempa merusak setidaknya lebih dari 300 rumah dan dua hotel serta meratakan rumah sakit dan kantor gubernur setempat. Ribuan warga mengungsi setelah gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang dengan puluhan kali gempa susulan yang dikhawatirkan dapat memicu terjadinya tsunami.
Aktivitas seismik menyebabkan tiga longsor, memadamkan listrik dan merusak jembatan penting termasuk yang menghubungkan dengan kota Makassar. Hujan deras juga memperparah keadaan, terutama mereka yang mencari tempat berlindung.
Sejauh ini Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam. "Sedangkan sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan," kata Raditya Jati.**