Vila Tempat Latihan Jaringan Jamaah Islamiyah di Desa Gintungan Diungkap Densus 88 Antiteror

Vila Tempat Latihan Jaringan Jamaah Islamiyah di Desa Gintungan Diungkap Densus 88 Antiteror

Semarang  - Tempat latihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah berupa sebuah villa dua lantai yang disewa oleh jaringan teroris itu diungkap Densus 88 Antiteror Polri.

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, area villa tampak begitu asri dengan kondisi yang cukup sepi di tempat itulah para anggota muda JI dilatih bela diri dan persenjataan hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP.

Menurutnya, di pusat latihan tersebut sudah disiapkan beberapa pelatih untuk membentuk para anggotanya terampil bela diri, menggunakan pedang dan samurai, penyergapan, hingga perakitan bom.

Arga menyebut, generasi muda kelompok JI itu selanjutnya akan dikirim ke Suriah guna mendalami pelatihan militer, tercatat sejak 2013 hingga 2018, sudah banyak anggota JI yang dikirim ke Suriah menggunakan pendanaan yang telah disiapkan oleh jaringan tersebut.

Tercatat hingga kini sudah ada 95 orang dilatih di villa tersebut. Jumlah itu setara dengan tujuh angkatan.

“Setelah pelatihan di sini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom. Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI),” papar Argo.

Joko Priyono alias Karso merupakan salah satu pelatih di sana. Ia ditunjuk sebagai pelatih oleh Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto. Karso ditangkap pada 2019 lalu dan telah berstatus narapidana terorisme dengan masa hukuman 3,8 tahun penjara.

“Lokasi ini menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI. Mereka dilatih bergaya militer dengan tujuan untuk membentuk pasukan sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini (JI),” kata Argo Yuwono pada Minggu (27/12/20).

Argo mengungkapkan, para kader baru JI yang didominasi anak-anak muda cerdas dari beberapa pondok pesantren tersebut direkrut secara profesional. Mereka membidik anak-anak cerdas dengan ranking 1-10 di pondok pesantrennya untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.

Jelas Argo, “tiap angkatan 10-15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa. Total 95 orang yang sudah dilatih dan terlatih. Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaan senjata tajam seperti samurai dan pedang”.

“Termasuk juga mengunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur sampai ahli sergap (penyergapan) yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus,” pungkas Argo.**