Tim KLHK Pantau PEN-PKM Kelompok Tani Hutan Mangrove IPMPL 1

Tim KLHK Pantau PEN-PKM Kelompok Tani Hutan Mangrove IPMPL 1

Bengkalis - Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI memantau hasil pekerjaan Program Pemulihan Ekonomi Masyarakat- Padat Karya Mangove (PEN-PKM) yang di laksanakan oleh Kelompok Tani Hutan Mangrove IPMPL 1 Desa Muntai Barat, Kecamatan Bantan, Bengkalis, Riau, diareal lahan pantai atau kawasan lindung pantai Muntai Barat seluas seratus hektar sepanjang pantai, Senin (8/12/20).

Dr.Afni Zulkifli,M.Si, dalam pemantauan ini, mengaku Muntai Barat mendapat penilaian terbaik dari program yang sama di laksanakan oleh KemenLHK RI melalui BPDAS masing-masing wilayah Propinsi.

"Hampir menetes air mata dan merinding saya ketika melihat hasil pelaksanan PEN-PKM di sini, karena dilakukan pada hamparan lahan yang cukup luas ditanami  dengan rapi oleh masyarakat," katanya.

"Dari seluruh program PEN-PKM yang saya lihat, ini yang terbaik. Terhadap Apa yang telah saya lihat ini, langsung saya sampaikan kepada Bu Mentri Siti Nurbaya melalui WA, beliau sangat gembira, sekaligus beliau menitip salam kepada masyarakat yang melaksanakan kegiatan PEN ini dengan baik," ulasnya. 

Turunnya Dr.Afni Zulkifli ke desa Muntai Barat, di dampingi oleh Kepala BPDASHAL INROK, Ir.Tri Esti indrarwati, berserta sejumlah anggota tim BPDAS HL INROK). Selain itu juga turut mendampinginya Ir.Aguas Rianto, MT ( Ka.KPH Bengkalis pulau) berserta anggotanya.

Pada saat usai meliput kegiatan penanaman mangrove ditengah pantai, ketua ketua LSM Ikatan Pemuda Melayu Peduli Lingkungan (IPMPL), Solihin, selaku pembina KTH Mangrove IPMPL 1 Desa Muntai Barat yang melaksanakan Program PEN-PKM seluas 100 heltar, KTH Mangrove IPMPL 2 Desa Muntai yang melaksanakan Program PEN-PKM seluas 80 hektar dan KTH Mangrove IPMPL 3 desa Pambang pesisir.

"Kegiatan seluas 30 hektar, mengatakan ia sangat berharap melalui Dr. Afni Zulkifli (tenaga akhli Menlhk) dan kepala BPDASHL INROK untuk dapat menyampaikan kepada Ibu Menteri LHK agar kiranya dapat mengalokasikan anggaran untuk biaya perawatan dan riwood terhadap program PEN-PKM mangrove yang telah ditanami seluas 310 hektar dari tiga kelompok yang sudah dilaksanakan masyarakat ini," harap Solihin. 

Menurut Solihin, "jika mangrove yang telah ditanami ini tidak rawat sampai iyanya benar-benar tumbuh atau setidak-tidaknya 8 /12 bulan kedepan. Yakin saya hasilnya akan menjadi sia-sia." 

Lanjut Solihin, persoalan penyelamatan pulau Bengkalis  yaitu pulau terdepan terluar berbatasan langsung dengan Negara tetangga Malaysia yang cukup parah tergerus abrasi pantai, ini sudah menyangkut harga diri dan kedaulatan Negara.

"Jika tidak segera diselamatkan mengguna bendungan batu pemecah ombak dalam waktu se singkat-singkat pada tahun 2022 sekaligus setidak-tidaknya 30 hingga 40 kilo meter bendungan di sebelah utara pulau bengkalis, dampak yang timbul hingga 30 meter pula daratan dari wilayah kedaulatan Negara kita akan menjadi lautan," katanya.

Sementara Negara tetangga pula terus melakukan penimbunan laut, jadi menurut saya kalau sudah menyangkut masalah kedaulatan Negara, kita selaku masyarakat sangat Berharap Pemerintah Pusat tidak berhitung untung ruginya biaya pembangunan batu pemecah ombak untuk menyelamatkan pulau Bengkalis. 

"Langkah itu sangat instan dalam mengatasi abrasi pantai, karena harga diri wilayah kedaulatan Negara kita lebih penting dari biaya yang dihabiskan," jelas Solihin.

Memang penanaman mangrove seperti program PEN-PKM ini lanjut Solihin, adalah salah satu upaya yang luar biasa telah dilakukan oleh KemenLHK, namun menjelang mangrove besar untuk bisa diandalkan menjadi benteng alam dari terjahan ombak selat Malaka.

"Itu butuh waktu 3 hingga 4 tahun kedepan. Sementara setiap tahun nya tingkat abrasi pantai  menghilangkan daratan wilayah kedaulatan kita di pulau Bengkalis kurang lebih 30 meter sepanjang 60 Km," katanya.

Upaya nayata yang dilakukan oleh KemenLHK melalui program PEN-PKM penanaman mangrove ditangani oleh BPDAS HL INROK dikomandoi langsung oleh Ir. Tri Esti Indrarwati.

"Yang kami sebut wanita tangguh dan sangat peduli dalam upaya penyelamatan wilayah kedaulatan kita, itu baru terlaksana menanam mangrove nya 10,5 KM dari panjangnya pantai pulau Bengkalis sebelah Utara terkena abrasi kurang lebih 60 KM, sisa nya masih berupa hamparan kosong kurang lebih 49,5 KM belum  tersentuh," pungkas Solihin.**