BNN Riau Ungkap Sepak Terjang Kurir Narkoba, Tersangka; SMP Saja Saya Tak Tamat

BNN Riau Ungkap Sepak Terjang Kurir Narkoba, Tersangka; SMP Saja Saya Tak Tamat

Pekanbaru - Saat Badan Nanrkotika Nasional (BNN) Riau pers rilis, tersangka kurir narkoba Riski (23Th), Kepala BNNP Riau, Brigjen Pol Kenedy, ungkap cerita kurir tersebut.

Hal tersebut diungkap dalam kasus kurir narkotika jenis sabu dan pil ekstasi dari Dumai, dan diantar ke satu wilayah di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) di Kantor BNN Provinsi Riau, Jalan Pepaya Pekanbaru, Selasa (27/10/20) pagi.

Kepala BNNP Riau, Brigjen Pol Kenedy, sebut tersangka Rizki bisa dibilang dari keluarga yang broken home.

"Sekolahnya tidak tamat SMA. Untuk menyambung hidupnya dia menumpang di rumah temannya, dan berpindah pindah," kata Brigjen Pol Kenedy saat pers rilis.

Riski mengenal dan mengonsumsi narkoba dari kawannya. Bahkan karena sudah menjadi pemakai, dia pun dapat tawaran sebagai kurir. Aksi pertama berhasil.

Namun di orderan kedua, Tim BNNP Riau sudah mendapatkan info dari masyarakat. Ada pengiriman narkoba dari negara jiran Malaysia dalam jumlah besar, masuk melalui Kota Dumai melalui perairanan. Tujuan ke Jalan Lintas Pekanbaru-Rohil.

Setelah paket itu diterima Riski pun tancap gas menuju Rohil. Tanpa diketahuinya gerak geriknya sudah dibuntuti. Hingga akhirnya tersangka diringkus dengan barang bukti narkoba bawaannya. 

Kini Tim BNNP Riau sedang mengejar pria yang memberikan orderan dan yang menyerahkan paket sabu dan pil ekstasi itu.

“Tersangka kita jerat dengan Pasal 114 dan Pasal 112 ayat 2 Undang Undang Narkotika dengan ancaman hukuman paling sedikit5 tahun dan paling lama seumur hidup," kata Kenedy.

Dari keterangan tersangka kurir Riski ini, sebut dia ditangkap karena membawa narkotika dengan mendapatkan upah sebesar Rp 15 juta untuk menjemput paket 19 kilogram (Kg) sabu dan 10.000 butir pil ekstasi tersebut.

"Saya dibayar Rp 15 juta, Pak,” kata pelaku ditanyai saat pengungkapan kasus itu di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN).
 
Menurut Riski, dia terpaksa menjadi kurir narkoba untuk menutupi kebutuhan hidup. Paket narkoba itu dibawanya dari Dumai ke Jalan Lintas Pekanbaru-Rohil menggunakan sepeda motor. 

Sementara sabu dan ekstasi diangkutnya dalam ransel. Beberapa tahun lalu ternyata kehidupan keluarganya diterpa permasalahan dan didera dilema.

Bahkan, pendidikan yang dienyamnya hanya sampai bangku sekolah menengah atas. Itu pun tidak tamat.**