Ini Kesepakatan dalam Pertemuan Antar Tokoh di Pekanbaru Terkait Demo Rusuh

Ini Kesepakatan dalam Pertemuan Antar Tokoh di Pekanbaru Terkait Demo Rusuh

Pekanbaru - Meminta tidak ada lagi demo yang berujung anarkis di Tanah Bumi Melayu, demikian isi kesepakatan dalam pertemuan tokoh antar agama, tokoh masyarakat dan lintas Agama di RA Kopi Aren, Pekanbaru, Riau, kemaren.

Pakar dan Guru Besar Hukum Islam/Politik Islam di Fakultas Syariah yang juga Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Riau, Prof. Dr. Alaidin Koto, MA., dalam pertemuan ini juga menyampaikan, demo anarkis bukan dari Demokrasi, Apalagi dilakukan di Bumi Melayu.

"Yang anarkis pasti bukan mahasiswa yang sesungguhnya," katanya.

Sementara, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Riau Dr. H. Saidul Amin MA, mengakatakan, kesantunan adalah warisan abadi masyarakat melayu, dan bukan anarkir ketika menyampaikan pendapat.

"Menjadi rakyatpun harus santun, mengkritik mesti santun, menerima kritik juga harus santun. Demonstrasi mesti santun, mengamankan demonstran juga harus santun. kalau kesantunan ini kita jaga maka Riau akan jaya. Mari kita suburkan nilai kesantunan ini," ajaknya.

Selain itu Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Riau, Igusti Gede Nyoman Wiratama, menyebut, pihaknya menyesalkan aksi demo pada Kamis (8/10/20) itu dan ke depan pihaknya akan melarang demo-demo berujung anarkis.

"Jika mau demo seharusnya santun serta harmonis untuk menyampaikan aspirasi," ujarnya.

 

Lain lagi disebutkan, Ketua Bravo Lima Provinsi Riau Gulat Manurung, mengatakan Ketua Umumnya di pimpin Jenderal Fahrul Razi dan Ketua Pembinanya Luhut Binsar Panjaitan yang hadir 33 Provinsi itu katanya sesuai visi dan misinya, "salah satunya menjaga kenyamanan lintas agama, Kerukunan dan kesatuan negara Indonesia," kata Gulat.

Dalam pertemuan itu, Ketua umum DPP Santri Tani Nusantara, T. Rusli Ahmad, mengatakan pihaknya, tokoh-tokoh antar Agama serta tokoh masyarakat, mendukung pak Kapolda Riau usut tuntas siapa dalang atas aksi Demo ini.

Apalagi kata Rusli, telah terjadi anarkis, lempar batu dan perusakan-perusakan yang sudah terjadi mulai 8 Oktober 2020 lalu.

"Kami melarang adanya demo anarkis di Tanah Bumi Melayu dan Kita tetap mendukung demo kritis mahasiswa," katanya.

Lanjut Rusli, jika tetap dalam rangka menyampai aspirasinya sesuai dengan konstitusi dengan santun tetapi jangan anarkis, "Seharusnya di cek dulu atau dibaca UU Cipta kerjanya,dan jangan termakan hoak. Ini suasana Pandemi covid-19 dan juga ini bisa dilakukan ke MK," katanya.

Selain mereka juga banyak tokoh lain di Riau menyampaikan hal senada, pada intinya mereka tidak sesuai demo anarkis, apalagi membaranya hati pendemo karena berita hoax di Medsos.**


Video Terkait :