FLEGT Uni Eropa Bertujuan untuk Mengurangi Pembalakan Liar

FLEGT Uni Eropa Bertujuan untuk Mengurangi Pembalakan Liar

Kabar Lingkungan - Meskipun hutan tropis hanya mencakup sekitar 7 persen dari permukaan bumi, hutan tropis adalah rumah bagi hampir dua pertiga spesies tumbuhan dan hewan dunia, dan menyimpan 68% cadangan karbon terestrial global.

Asia Tenggara memiliki 15 persen hutan tropis dunia dan memiliki setidaknya empat dari 25 hotspot keanekaragaman hayati yang penting secara global. Hutan adalah sumber utama mata pencaharian, ketahanan pangan dan bahan produksi untuk banyak warga dari 650 juta penduduk di Asia Tenggara.

Jika dikelola secara berkelanjutan, hutan tropis berkontribusi pada stabilitas lingkungan, pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan inklusi sosial warga miskin. Namun dalam hal hilangnya keanekaragaman hayati, kawasan ini termasuk berada pada tingkat yang parah.

Sebagai tanggapan atas tantangan ini, Rencana Aksi FLEGT Uni Eropa bertujuan untuk mengurangi pembalakan liar dan perdagangan produk kayu terkait.

Pelaksanaan inisiatif Uni Eropa ini telah menghasilkan momentum yang sangat positif, khususnya di Asia Tenggara, di mana delapan Negara Anggota ASEAN saat ini terlibat dalam dialog terkait FLEGT pada berbagai tingkat.

Program dukungan regional FLEGT juga berkontribusi dalam menghasilkan momentum ini, sehingga menghasilkan Rencana Kerja FLEG ASEAN khusus untuk 2016-2025.

Terkait dengan tujuan utama program untuk meningkatkan dan menunjukkan pelaksanaan tata kelola hutan yang baik, pemantauan dan pengelolaan hutan berkelanjutan di Negara-negara Anggota ASEAN dan kawasan Asia, maka terdapat tiga komponen yang saling terkait dari program ini dan bertujuan untuk:

  • - Meningkatkan keberlanjutan dan legalitas kegiatan sektor kehutanan di negara-negara FLEGT VPA. Saat ini negara-negara tersebut adalah Indonesia dan Vietnam; sedangkan negosiasi sedang berlangsung dengan Laos, Malaysia dan Thailand.
  • - Memperkuat dialog regional tentang implementasi Rencana Aksi FLEGT Uni Eropa
  • - Meningkatkan kesadaran tentang lanskap berkelanjutan dan praktik terbaik

Uni Eropa dan ASEAN memulai hubungan formal pada tahun 1977. Uni Eropa dan ASEAN terus meningkatkan kemitraan untuk mengatasi tantangan global dan bekerja sama untuk memperkuat tatanan internasional berbasis aturan dan multilateralisme.

Uni Eropa adalah mitra nomor satu ASEAN dalam kerja sama pembangunan dengan menyalurkan hibah senilai lebih dari € 250 juta dalam tujuh tahun terakhir dengan tujuan untuk memperkuat integrasi regional dan mendukung Sekretariat ASEAN.

Ini merupakan tambahan disamping bantuan bilateral senilai € 2 miliar untuk Negara-negara Anggota ASEAN.**