Ekonomi Terdampak Corona, Warga Miskin Siak Terlupakan Bantuan

Ekonomi Terdampak Corona, Warga Miskin Siak Terlupakan Bantuan

Kabar Sosial - Rumah yang ditempati Wiarto warga jalan Pemda Siak Buatan di Desa Teluk Marempan, Kecamatan Mempura, Siak, terbuat dari papan seadanya, sayang beliau tidak pernah dapat bantuan Covid-19.

Rumah tak layak huni (RTLH) ditempati warga asala Jawa ini sudah hampir 18 tahun lamanya dia tempati. Permintaan bantuan untuk dia yang difasilitasi pemerintah setempat belum juga direspons otoritas di atasnya.

Dinding dan atap kediaman Wiarto, seorang perantau dari Jawa Tengah sejak tahun 2002 ini kini menunggu uluran bantuan Pemerintah.

Saat salah seorang wartawan kabarriau.com mampir ke rumah Wiarto, meminta wartawan menyampaikan kepada Bupati Siak, serta anggota DPRD Siak agar dapat membantu.

"Bantu kami dan perhatikan kami pak. Semenjak kami tinggal disini, sampai sekarang tidak ada listrik diwilayah kami, apalagi bantuan. Dari Bumi perkemahan sampai simpang empat RAPP belum teraliri listik PLN," kata Wiarto.

Lanjutnya lagi, "Saya ada Genset kecil untuk anak belajar malam, itu pun satu malam 1 liter bensin pak, nga sanggup saya pak, tiap malam sepuluh ribu rupiah. Mana biaya anak kami lagi setiap harinya," ujarnya.

Kalau untuk biaya sekolah anak katanya tidak bayar, "dua orang sekolah SMA 1, satu lagi SMP 2 Siak Kota, anak yang kecil berumur 4 empat tahun sempat di Vonis anak yang kurang Gizi," keluhnya.

"Tragisnya pengakuan Wiarto, sudah berapa kali pemerintah mendata rumah mereka, tapi hingga sekarang ditunggu bantuan pemerintah tidak kunjung datang.

Sebenarnya, ia tak berpangku tangan. Pada usianya yang senja, Wiarto menafkahi empat orang anak dan satu istri. Tetap bekerja meski serabutan dan mengharap hasil bengkel sepi, karena jauh dari keramaian. 

Terang saja dengan penghasilannya yang cuma cukup untuk makan tersebut, setiap musim penghujan Wiarto selalu khawatir ketika berada dalam rumah. Ia tak mampu memperbaiki atap dan menambah pondasi rumah kediamannya itu.

"Air hujan selalu masuk melalui celah-celah papan, dan masuk ke kamar anak saya, karena anak-anaknya tidur diatas tanah yang beralaskan karpet saja.

Wiarto sudah terbiasa bergelut dengan kondisi tersebut. Dia tidak mau menyusahkan orang lain. 

"Hanya doa yang bisa dipanjatkan agar kehidupan keluarga kami bisa membaik. “Bersyukur aja,” lugasnya.*Romi