Dua Kali Disomasi Buang Limbah Kelahan Warga PLTGU Tenayan "Belum Jawab"

Dua Kali Disomasi Buang Limbah Kelahan Warga  PLTGU Tenayan "Belum Jawab"

Kabar Lingkungan - Warga yang memiliki lahan di Jalan 45, Tenayan Jaya Ujung, Pekanbaru, Riau, tidak terima lahannya dijadikan tempat pembuangan limbah proyek pembangunan PLTGU di Tenayan Raya diduga oleh PT Medco Ratch Power Riau (MRPR), PT Lotte Engineering and Construction (LEC) dan PT Hutama Karya (HK).

Perusahaan yang sedang membangun PLTGU tersebut diduga sengaja membuang limbah kayu bekas yang masih terpancang paku, beton pasak bumi dan tanah bekas galian ke lahan warga.

Tumpukan limbah proyek pembangunan PLTGU, kini sangat meresahkan warga, akibatnya melalui kuasa hukumnya warga menyampaikan somasi pertama tanggal 10 Maret 2020 lalu.

Setelah mendapatkan somasi, pihak perusahaan memasukkan alat berat dan meratakan timbunan limbah tersebut, tanpa sepengetahuan pemilik lahan di Jalan 45 tersebut.

Kuasa hukum 5 warga Tenayan Raya, Patar Siahaan, SH., memalui media telah melayangkan somasi kedua kepada dua perusahaan tersebut.

Menurut Patar, perusahaan tersebut tidak menggubris somasi pertama, pasalnya kekecewaan warga yang lokasi mereka dijadikan tempat pembuangan limbah proyek pembangunan PLTGU di Kecamatan Tenayan Raya.

"Somasi kedua sudah kami siapkan, akan kami sampaikan kepada perusahaan pada Senin tanggal (6/7/20)," kata Patar pada wartawan di Pekanbaru.

Sebelumnya menurut Patar, pihak perusahaan mengundang warga untuk membicarakan hal tersebut di lokasi proyek PLTGU.

Saat pertemuan pertama itu, pihak PT Hutama Karya dan Lotte Engineering and Construction, menyatakan akan memberitahukan hasil pertemuan kepada PT Medco Ratch Power Riau, namun hingga somasi kedua akan disampaikan, warga yang lahannya terkena pembuangan limbah belum menerima kompensasi apapun dari pihak perusahaan.

"Kami juga akan membuat surat pengaduan ke instansi terkait agar hal ini segera ditindaklanjuti," ulasnya.

Sementara itu, Humas PT Hutama Karya, Putu  dikonfirmasi sampai berita ini dilansir tidak menjawab.**