Simiskin di Pariaman Dapat Bantuan, Tapi Dapat Rintangan

Simiskin di Pariaman Dapat Bantuan, Tapi Dapat Rintangan

Kabar Daerah - Ketua komisi II DPRD Padangpariaman, Happy Neldi mengatakan pola kerja dinas kesehatan juga dinas sosial tidak propesional bahkan dia menduga dinas ini tidak paham dengan fungsinya sebagai pelayan masyarakat.

Happy Neldi agar pemerintah jangan coba-coba untuk membatasi kinerja mereka sebagai wakil rakyat. "Kami berhak untuk mengetahui kondisi dan keadaan masyarakat kami," Katanya.

Untuk itu Happy Neldi ingatkan Sekretaris Daerah (Sekda) Jonpriadi untuk segera meninjau kembali keberadaan dua kepala dinas ini.

"Tolong tinjau kinerja kepala dinas Sosial dan kepala dinas Kesehatan itu pak Sekda. Ada media yang memberitakan yang benar malah dianiaya dan diintimidasi. Sementara pemerintah lupa kalau semua 'angkat telor' kinerja beliau akan kebablasan seperti sekarang yang terjadi," lanjutnya.

Informasi yang diterima Happy Neldi kedua dinas ini dipanggil oleh Bupati Ali Mukhni karena beberapa waktu lalu mereka kebetulan bersamaan ikut mengantarkan sumbangan berupa sembako kerumah nenek Jan'nah yang berada didaerah Rimbokalam, Kecamatan Kayutanam, Kanagarian Rimbokalam, Padangpariaman, Sumbar. 

"Setelah ada pemangilan oleh Bupati dan Wakil Bupati Padangpariaman terhadap kepala dinas sosial, ada isu yang kurang sedap saya patut curiga kepala dinas sosial mengintimidasi bawahanya," katanya.

Pantauan wartawan dilapangan kehidupan nenek Jan'nah dia adalah sudah tua renta sangat miskin apalagi jauh dari keramaian alias dipelosok daerah terpencil. Nenek Jan'nah tinggal bersama dua adiknya yang satu buta dan yang satu lagi buta huruf.

"Ini yang membuat kita prihatin, namun entah setan apa yang merasuki pejabat ini ketika kami mengantarkan bantuan mereka malah diancam," kata Happy Neldi.

Saat Happy Neldi dan Dinas Sosial kelapangan keadaan nenek Jan'nah pas sedang sakit biaya berobat tidak ada, sementara lokasi rumahnya jauh itu tidak memungkinkan beliau jalan kaki ke Puskesmas.

"Tapi sebelumnya dinas Kesehatan Padangpariaman kabarnya sudah dikabarkan dan jawaban yang didapat dari dinas Kesehatan nenek Jan'nah tidak apa-apa dan sudah diperiksa," katanya. 

Sakit nenek Jan'nah sendiri diketahui beliau tidak bisa menelan makanan, setelah Happy Neldi memutuskan membawa lima orang dokter dari rumah sakit M. Jamil Padang kekediaman nenek Jan'nah untuk diperiksa.

"Karena nenek Jan'nah keadaannya semangkin hari semangkin melemah dan kurus kering karena tidak bisa menelan makanan kemudian sinenek dibawa kerumah sakit M. Jamil Padang untuk dirawat lebih intensif.

"Kata Dokter pada saya, beruntung nenek Jan'nah cepat dibawa ke Padang kalau tidak tentu allahuwalam," Happy Neldi. 

Namun sangat disayangkan informasi yang beredar oleh wakil Bupati Padangpariaman justru malah mempertanyakan kenapa harus Happy Neldi yang mengantarkan bantuan tersebut.

"Niat kami hanya cepat tanggap agar sisakit bisa segera ditolong, tapi kok jadi masalah sama pemerintah apakah ini ada kaitannya dengan hak angket, mudah-mudahan jangan," kata Happy.

Tak ayal awalnya mendengar berita Wakil Bupati keberatan dia ikut membantu rakyat ini membuat Happy Neldi emosi, namun dia menganggap angin lalu sebab untuk rakyat apapun dilakukannya.

"Seharusnya Bupati dan Wakil Bupati berterima kasih kepada kami, bukan malah sebaliknya, selama ini kalau kita tidak tanggap dengan orang miskin yang sakit kemana saja kedua kepala daerah selama ini," katanya.

Apalagi ucapan dimulut Bupati dan Wakilnya selama ini selalu mengatakan Padangpariaman ungul dan sehat-sehat, itu tentunya bertolak belakang dengan visi misinya.

"Sebagai Bupati dan Wakil Bupati beserta jajaran sebaiknya jangan hanya ngomong sebagai untuk mulut belaka, sementara ada rakyat yang menderita," Katanya lagi.

Atas masalah nenek Jan'nah sebelumnya Happy Neldi sudah menyampaikan perihal simiskin ditengah program pembangunan Ali Mukhni dan sekarang masih ditemukan walau fenomena yang berbeda tapi intinya banyak simiskin terlupakan.**