Bau Busuk Pabrik Baru di Pangkalan Kerinci Dikritik Tokoh LAM Pelalawan
Kabar Lingkungan - Wakil ketua Majelis kerapatan adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Pelalawan, Riau, Herman Maskar berjeluh kesah pada media, dia mengaku sejak berdiri pabrik Pulp and Paper dua puluh tahunan lalu terasa udara di Pangkalan Kerinci semakin tidak sehat.
"Apalagi setelah dibangun pabrik baru pembuat rayon maka tercium bau yang menyengat yg tidak enak," katanya berkeluh kesah, Sabtu (14/3/20).
Katanya sih, bau itu adalah bau tak sedap yang dikeluarkan diduga dari limbah pabrik kertas dan rayon, "Jangan salah bau itu terasa menyegat kala akan hari musim hujan," katanya.
Apalagi ditambah dengan telah berdirinya Pabrik rayon yang dikenal dengan Pabrik APR, walau baru beberapa waktu yg lalu diresmikan oleh Presiden Jokowi bau ini kadang merasuk hidung hampir saban hari, itu melihat arah angin kemana.
"Bau limbah udara Pabrik yang memproduksi kain itu sangat dahsyat mengeluarkan bau, sehingga sangat tidak nyaman bagi kehidupan masyarakat di seputaran pabrik itu khusus radius lebih kurang 10 KM," katanya.
"Baunya tercium tidak hanya menunggu hujan, tetapi panas pun mengeluarkan bau disetiap waktu, saya tinggal dipinggir kota bagian selatan, pabrik dibagian utara, kalau angin kearah rumah kami anak-anak lari masuk kamar," lanjutnya.
Dia minta berdirinya pabrik baru ini tidak menambah beban derita rakyat disekitar pabrik, terlebih katanya demi menambah pendapatan negara seharusnya tidak merusak lingkungan apalagi mengorbankan warga.
"Jangan korbankan rakyat demi pendapatan," pungkasnya.*NL