Social Media Fact Checker Jabar Dibanjiri Laporan Hoax

Social Media Fact Checker Jabar Dibanjiri Laporan Hoax

Kabar Sosial - Salah satu team Social Media Fact Checker, Alfianto Yustinova mengaku Jabar Saber Hoaks menerima 326 aduan perihal virus Corona.

"Dari 326 aduan, 54 di antaranya merupakan informasi bohong," katanya, Jumat (6/3/20).

Informasinya, Jabar Saber Hoaks merupakan salah satu program unggulan Pemprov Jabar di bawah binaan teknis Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar yang diresmikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 7 Desember 2018.

Dalam rilisnya, menurutnya ada peningkatan aduan informasi virus Corona terjadi tiga hari setelah ungkapan Presiden Joko Widodo mengenai dua warga Depok positif corona.

"Dalam tiga hari terakhir, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada dua WNI yang positif virus corona pada 2 Maret 2020 lalu," katanya.

"Dimana terjadi peningkatan aduan terkait virus corona sebesar 44.5%. Yaitu sebanyak 145 aduan dari 326 aduan yang masuk terkait dengan informasi virus corona," lanjutnya dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (6/2/20) kemaren.

Lebih lanjut, Alfianto menyampaikan selama awal tahun 2020, Tim Jabar Sapu Bersih (Saber) Hoaks telah menerima 867 aduan dari masyarakat terkait informasi yang beredar. Fungsi dari Saber Hoaks yaitu mengklasifikasikan antara informasi yang benar dan salah.

Terkait virus corona, Jabar Saber Hoaks mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih informasi. Selain itu diharapkan untuk memeriksa sumber informasi, dan hindari untuk menyebarkan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi masyarakat lain.

"Pastikan dan cari dulu kebenarannya dari media-media yang terdaftar di Dewan Pers. Selain itu, jangan sebarkan lagi informasi yang belum jelas kebenarannya, STOP di diri anda saja. Karena jika disebar lagi maka hanya akan menimbulkan kepanikan di masyarakat." Katanya.**