Ucapan Oknum Akademis yang Rasis Terhadap Ras Mendapat Perhatian dari Ketua Sapma IPK Kota Pekanbaru

Ucapan Oknum Akademis yang Rasis Terhadap Ras Mendapat Perhatian dari Ketua Sapma IPK Kota Pekanbaru

Pekanbaru - 74 tahun Indonesia merdeka. Sumpah pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. 

Kini terulang kembali ucapan dari oknum akademisi di lingkungan terpelajar yang melontarkan kata kata rasis terhadap pemuda yang merupakan gerenasi penerus bangsa. 

Beredar rekaman suara Salah satu dekan di Perguruan Tinggi di Pekanbaru yang mendadak viral se-kota Pekanbaru.

Dalam rekaman tersebut terdengar 2 suara dan salah satu suaranya diduga dekan yang sedang mengatakan orang batak yang menghancurkan Riau bumi melayu.

Ucapan ini bukan saja menyakiti sebahagian orang melainkan telah melukai nawa cita para pendiri bangsa. Seharusnya di ruang lingkup akademisi ini tidak boleh terjadi. Apakah tidak belajar dari masa lalu apalagi kemarin baru saja terjadi di daerah papua. Apakah hal serupa itu ingin terjadi lagi?

Mendapatkan hal ini Ketua Sapma IPK Kota Pekanbaru Wira Anugrah Siregar. SH . Wira geram karena ucapan yang di rekaman itu. 

Ucapan itu sangat menyakiti orang batak itulah yang dinilai Wira Anugrah Siregar. Kota Pekanbaru juga pernah dipimpin orang batak pada jaman dulunya. 

"dia harus menarik kata-katanya itu karena orang batak juga turut membangun Riau bumi melayu ini jadi jangan seenaknya dia ngomong begitu. Saya orang batak saya muslim. Seorang muslim tidak diajarkan untuk mengeluarkan kata kata yang kasar serta menimbulkan perpecahan" tuturnya

Kita pisahkan oknum yang kurang ajar, tentu nanti ada tindakan hukum, tetapi jangan kemudian digeneralisasi bahwa penghinaan suku itu berdampak menjadi pertikaian suku di bumi melayu yang kita cinta bersama ini.

Kita ini bangsa indonesia, kedepan jangan lagi memberikan ruang kepada orang orang yang seenaknya menghina yang menimbulkan kekacauan, kebencian. Itu yang harus kita hadapi bersama. Karena kita sudah sepakat untuk satu bangsa. 

(RLS)