Berguna Pulihkan Lahan Gambut, Pohon Gerunggang Belum Dilirik Pemprov Riau

Berguna Pulihkan Lahan Gambut, Pohon Gerunggang Belum Dilirik Pemprov Riau

Kabar Lingkungan - Sebagai salah satu tanaman rehabilitasi yang sangat cocok pada lahan gambut mencegah Karhutla, Gerunggang (Cratoxylum arborescens) direkomendasikan oleh Balai Litbang Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) Kuok untuk segera ditanam diseluruh lahan gambut krits di Riau.

Ketua LSM Gerhana Riau, Tommy S, mengaku selain termasuk jenis pionir dan fast growing, gerunggang memiliki toleransi hidup pada lahan tergenang, pohon ini memiliki nilai kalori rendah sekitar 16 kJ/g sehingga tidak mudah terbakar, serta termasuk jenis yang tahan terhadap perubahan iklim.

"Oleh karena itu, gerunggang diyakini dapat berkontribusi mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap melanda lahan gambut di Indonesia. Berdasarkan penelitian BP2TSTH Kuok, diketahui jenis ini mampu menjaga kelembaban lahan gambut sekitar 80% dan suhu di bawah 30oC," katanya.

Dikatkannya, Gerunggang juga dinilai lebih dapat beradaptasi pada lahan gambut dengan tinggi muka air tanah hingga 20 cm di bawah permukaan tanah dibandingkan jenis lokal lainya seperti mahang, skubung dan bahkan dibandingkan jenis eksotik Acacia crassicarpa. 

Berdasarkan, hasil penelitian BP2TSTH Kuok menunjukkan persen hidup gerunggang pada kondisi tersebut sampai umur 5,5 tahun sebesar 80%. Ini jauh lebih besar dibanding persen tumbuh A. crassicarpa yang kurang dari 30% maupun mahang (65,6%) dan skubung (<40%).

Penemu pengembangan budidaya kayu Gerunggang, Solihin, di Bengkalis menyebutkan, dari aspek ekonomi, jenis asli pada lahan gambut ini cukup menjanjikan.

"Hasil penelitian BP2TSTH Kuok menunjukkan jenis kayu ini cocok untuk pulp semi-mekanis, yang diperuntukkan untuk campuran kertas koran dan majalah. Jenis ini memiliki serat yang cukup panjang, yakni 1.327 μm. Ini lebih panjang dari serat A. crassicarpa sebesar 1.166 μm yang merupakan salah satu tanaman utama penghasil pulp," kata Solihin.

Sementara Ahmad Junaidi, S.Si., M.Sc selaku peneliti serat pada BP2TSTH Kuok mengaku karakteristik Gerunggang lainnya adalah mempunyai produktivitas sebesar 13,1 m3/ha/tahun dan konsumsi kayu untuk memproduksi 1 ton pulp sebesar 4,55 m3/ton (gerunggang alam) dan 4,83 m3/ton (gerunggang tanaman). Nilai produktivitas gerunggang tersebut memang hanya sekitar 40% dari produktivitas A. crassicarpa, dan konsumsi kayunya pun masih lebih tinggi dibanding A. crassicarpa yang sebesar 4,13 m3/ton. Namun, dengan teknologi pemuliaan tanaman, terbuka peluang untuk meningkatkan produktivitas gerunggang tersebut.

“Tanaman jenis lokal penghasil pulp tersebut masih memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut dari silvikultur dan pemuliaan tanaman untuk mendapatkan produktivitas yang optimal,” jelas Ahmad.

Potensi lain dari gerunggang adalah, bunganya mengandung nektar yang disukai lebah penghasil madu sehingga dapat mendukung budidaya lebah madu pada lahan yang ditanami gerunggang. Selain itu, berdasarkan informasi yang dihimpun BP2TSTH Kuok dari beberapa buku dan jurnal ilmiah nasional dan internasional diketahui bahwa gerunggang juga memiliki keistimewaan lain.

Jelasnya, Kayu Gerunggang selain cocok untuk pulp, juga dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan gitar dan biola (kayu akustik). Kemudian, kulit batang gerunggang pun diketahui berpotensi sebagai bahan baku obat kanker, dan bahkan peneliti di Thailand menyebutkan daun dan rantingnya berpotensi sebagai anti-HIV.

Secara sosial, gerunggang juga mendapat dukungan masyarakat Riau, misalnya, masyarakat Bengkalis dan Kepulauan Meranti sudah turun temurun familiar dengan pohon gerunggang ini.

Masyarakat memanfaatkan kayunya antara lain untuk cerocok dan bahan bangunan rumah. Bahkan sudah tumbuh inisiatif untuk melestarikannya, antara lain dengan membentuk kelompok-kelompok tani untuk melakukan budidaya gerunggang.

Melihat keistimewaan gerunggang, baik secara ekologi, ekonomi dan sosial tersebut, maka gerunggang layak didorong dan dilibatkan menjadi bagian penting dalam sistem besar pencegahan karhutla di lahan gambut.

Hal ini sesuai penelitian lebih intensif terhadap jenis lokal ini pun telah dan sedang dilakukan BP2TSTH antara lain mencakup budidaya, sifat kayu dan pemanfaatannya.

Budidaya Gerunggang ini mendapat dukungan oleh dari Bakal calon (Balon) Bupati Bengkalis, Masyuri SH yang dikenal warga Bengkalis Mas Bagong untuk menindaklanjuti di sengaja berkunjung pada lahan pembibitan tersebut, di jalan Lintas Air Putih menuju Selat Baru Bengkalis.**