Kabar Sosial - Ada kejadian yang tidak terduga di lokasi Pembangunan rehab kantor walikota Pekanbaru, terlihat salah seorang yang berpakaian dinas melakukan protes pada pemasangan bingkai kaca dari aluminium depan terlihat miring pada kontraktornya dilokasi itu, namun protes ini diabaikan.

Kejadian ini sungguh diluar dugaan dimana pengawasan oleh pejabat dilingkungan Pemko ini sebelumnya dinilai lemah terhadap proyek rehab yang memakai dana APBD 8,7 Milyar ini.

Tak ayal komplain dari pegawai ini diacugkan jempol oleh warga, bernama Mamat yang saat itu kebetulan berada dilokasi itu, sebab berdasarkan berita yang dibaca Mamat sebelumnya pengawas dari pemerintah terkesan "takut" sama kontraktor perusahaan PT Angsana Cipta Pratama.

"Kali ini saya acungkan jempol pada pegawai yang satu ini sebab dia berani protes ketika melihat pemasangan bingkai aluminium depan terlihat miring, yang saya sayangkan kenapa Plt Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan Setdako Pekanbaru, Edi Suherman tidak sekritis pegawai ini, padahal inikan uang rakyat yang harus diawasi," jelas Mamat, Kamis (1/11/18).

Sayang mamat tidak melihat nama pening didada pegawai yang protes ini, kalaulah nama ini diketahui Mamat dia akan melaporkannya pada Walikota Pekanbaru, Fidaus, bahwa pegawai ini perlu diberikan penghargaan.

Dalam kesempatan itu Mamat sempat megabadikan kemiringan tersebut, saat protes pegawai itu terlihat pengawasnya santai dan dia menjawab "Biar ajalah sudah terpasang kok," katanya. Dia berharap yang miring ini segera diperbaiki.

Jawaban pengawas perusahaan ini membuat Mamat geram, dia berdoa semoga Tim Pengawal, Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejaksaan Negeri Pekanbaru melakukan pengawasan pada rehab kantor walikota kebanggan masyarakat Pekanbaru ini.

Konsultan pengawas dikonfirmasi malah tidak menjawab, padahal secara tanggung jawab adalah tugas beliau, dan Plt Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan Setdako Pekanbaru, Edi Suherman yang mejadi perbandingan warga ini malah masih membisu.

Sebelumnya pernah diberitakan Konsultan pengawas tidak pernah berada dilokasi kerja tersebut, setelah Edi Suherman dipanggil Jaksa barulah konsultan pengawas ini terlihat.**