RAPP Jangan Berpangku Tangan

Selain Dukungan Perusahaan, Masa Depan Hutan Gambut Bengkalis Ditangan Siti Nurbaya

Selain Dukungan Perusahaan, Masa Depan Hutan Gambut Bengkalis Ditangan Siti Nurbaya

Kabar Lingkungan - Menteri Lingkungan dan Kehutanaana Republik Indonesia (Siti Nurbaya) sangat menanggap positif terhadap upaya pengembangan budidaya Kayu Jenis Gerunggang (Cratoxylun sp) yang digagaskan oleh Lembaga Swadaya Masyrakat-Ikatan Pemuda Melayu Peduli Lingkungan (LSM-PMPL).

Harapan dan tanggapan ini juga digantungkan pada tangan dingin dan bantuan PT. Riau Pulp and Paper (RAPP)  untuk membantu pembiayaan pembibitan di Bengkalis, dimana program ini hanya tinggal menanam lahan gambut yang kritis dibabat. 

Selai itu, keseriusan Wanita Kelahiran Betawi 28 Juli 1956 itu, tergambar dalam jawabannya menanggapi pesan singkat yang disampaikan oleh Pengurus LSM IPMPL melalui Whattsapp Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI  menyangkut multi fungsi dari menfaat budidaya kayu jenis Gerunggang yang termasuk kayu famili guttiferae dilahan gambut milik masyarakat di Propisi Riau khususnya, maupun lahan-lahan gambut milik masyarakat yang tidak produktif di luar Wilayah Propinsi Riau umumnya.  

"Ini bagus sekali untuk membangun bekas tebangan dilahan gambut dan hasilnya  bisa dikembangkan skala Bisnis ntuk ek rakyat. Nanti kita coba bahas dengan Balitbang dan Dirjen PHPL untuk HHBK nya,” ujarnya mengutip dari jawaban Menteri LHK RI tanggal 12 September 2019.

Kemudian mencermati dari jawaban Menteri LHK RI (Siti Nurbaya) dalam Whattsapp menambahkan dan mempertegas minta masyarakat membantu dalam mengawasi pembibitan kayu ini.

"Tolong saya dibantu diingatkan ya, Ka.Baltbang baru akan pulang  dari Australia tgl 14 (oktober 2019 dan masa jabatan kabinet habis tanggal 20. Mudah-mudahan masih bisa disdikskusikan. Bisa dimulai  dibahas untuk diatur,” tanggapnya.

Pemaparan singkat tentang multifungsi manfa’at dari kayu hutan alami jenis Gerunggang yang telah berhasil dibudidayakan oleh LSM-PMPL dari nol, ke MenteriLHK RI melalui pesan Whattsapp nya, yang kemudian direspon oleh MenteriLHK RI.

Katanya, bahwa setiap hektar lahan gambut jika dibudidayakan kayu jenis gerunggang yaitu sebanyak 10.000 batang, jarak tanam 1 x 1 meter. Rentang waktu mulai penanaman s/d pemanen tahap pertama yaitu kurang lebih 6,5 tahun, dengan jumlah yang dipanen  sebanyak 8.500 batang, ukuran diameter lebar rata-rata diatas 10 inci (25 cm) per batang, dengan ketinggian bebas cabang terawat kurang lebih yaitu 12 meter. 

Adapun setiap batang pohon (tegakan) jika diolah menjadi bahan bangunan berupa papan, broti, palet dan lain-lain, dapat menghasilkan rata2 menjadi  800 inci bahan jadi x 8.200 batang = 6.560.000 inci : 7200 per tan, menghasilkan bahan jadi kurang  lebh = 911 tan.  Harga penjulan lokal kayu gerunggang per setiap tan mencapai  RP 3.500.000 x 911 tan,total  = Rp 3.188.500.000 penghasilan kotor, belum dipemotongan biaya pembelian bibit,penanaman, perawatan,penebangan,pengangkutan, pengolahan kayu bulat menjadi bahan jadi. 

"Sisa nya sebanyak  300 batang dari 8.500 batang  diperkira kayu afkir atau tidak hidup , busuk, pecah dan lainnya," kat dia.

Selanjutnya pohon (tegakan) yang masih tersisa lagi sebanyak 1.500 batang, usia 9 tahun baru dilakukan panen inti yang rata2 berdiameter kurang lebih 19 Inci (47 cm) ukuran lebar pangkal pohon, dengan ketinggian bebas cabang  kurang lebih 21 meter . 

 Setiap batang kayu gerunggang usia 9 thn menghasilkan rata-rata kurang lebih 10.800 inci kayu bulat, dengan perhitungan  per setiap tan kayu bulat perhitungannya yaitu 11.200 inci jika di olah menjadi bahan jadi setara 7.200 inci ( satu tan).

Kemudian dari 10.800 inci x 1.300 batang samadengan 14.040.000 inci : 11.200 Inci = 1.253 tan ( setara 1.253 tan bahan jadi)  x Rp 3.500.000 per tan = RP 4.385.500.000 penghasilan kotor.

"Sementara dari sisa tegakan gerunggang sebanyak 200 batang dihitung merupakan kayu afkir," jelasnya.

Biaya untuk membudidaya kayu gerunggang per setiap hektar yaitu : Pembelian   bibit kayu gerunggang  bersertifikat  ambil ditempat  lokasi pembibitan perbatang Rp 5.000 + biaya pembersihan lahan, pemasangan anjir dan penanaman per batang Rp 1.500 total  = Rp 6.500, keseluruhan biaya untuk satu hektar lahan sebanyak 10.000 batang  Rp 65.000.000.

Selanjutnya setelah bibit kayu gerunggang ditanam pada lahan, mengenai status pengurusan  perizinan Hutan Hak Tanaman Budidaya dari pejabat berwenang, persiapan pada saat panen, maka pihak LSM-IPMPL akan mengurus nya hingga tuntas secara gratis (tanpa dipungut biaya), yang terpenting  lahan ditanam bukan merupakan kawasan hutan .

Sisi umum manfa’at positif dari hasil membudidaya kayu Gerunggang, yang perlu menjadi perhatian bersama yaitu, selain bernilai ekonomi sangat tinggi menanam kayu gerunggang berarti kita ikut serta berpartisipasi memulihkan kembali lahan-lahan Gambut  yang telah rusak atau/ terlantar menjadi lestari kembali. 

Kemudian manfa’at lain, yaitu akar kayu Gerunggang setelah besar, akarnya mampu mengikat air dalam jumlah besar sehingga membuat kondisi lahan-lahan gambut yang ditanami kayu Gerunggang senantiasa dalam kondisi basah untuk sebagi perisai (Antisipasi) terjadinya karhutla.

"Yang mana sebelumnya telah membuat anak-anak, ibu/bapak, sdr/i kita menderita akibat Bencana Asap yang melanda Riau khususnya," Jelas pengurus LSM-IPMPL, Solihin.

Solihin yang sempat diminta tanggapanya dilokasi pembibitan Gerunggang LSM-IPMPL Jalan Lintas Air Putih, Selat Baru, Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis Prop.Riau oleh wartawan terkait dengan respon positif Menteri LHK menyangkut upaya pengembangan budidaya kayu Gerunggang yang di gerakan LSM-IPMPL.

Solihin sangat berharap Ibu Siti Nurbaya kembali diakomudir dalam kabinet Jokowi priode kedua yang akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2019 mendatang. 

Menurutnya, pembahasan program untuk upaya pelestarian lahan-lahan gambut kritis  dengan budidaya kayu hutan jenis gerunggang untuk peningkatan ekonomi masyarakat dan langkah-langkah penanganan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan jangka panjang yang telah direspon positif leh ibu Siti Nurbaya.

"Buk Siti bisa bersenergi karena beliau telah memahami program masyarakat Riau," pungkasnya.**