Proyek IPAL Rp 206 M di Pekanbaru Membuat Usaha Warga Gulung Tikar

Proyek IPAL Rp 206 M di Pekanbaru Membuat Usaha Warga  Gulung Tikar

Kabar Lingkungan - Murni salah seorang warga Pekanbaru mengaku sejak Pembangunan Perpipaan Air Limbah (IPAL) Kota Pekanbaru dilaksanakan, meniyisihkan sejumlah masalah, yang paling fatal adalah perusahaan mengabakan ekonomi masyarakat sekitar akibat terhalang proyek.

"Sejak perusahaan ini melakukan pekerjaannya warung kami tutup karena pembeli terhalang," kata pemilik warung disejumlah tempat terlaksananya proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini, Rabu (4/9/19) 

Selain itu proyek senilai Rp 206.911.830.000, ini juga membuat warga harus tutup pintu karena hasil galian dipermukaan jalan membuat debu setiap datang angin berterbangan keseluruh arela perumahan.

"Anak kami saja sakit karena debu hasil galian proyek ini beterbangan di jalan, dan kalau pintu tidak ditutup perabitan rumah tangga kami penuh abu, tapi ini sampai kapan," katanya.

Selain Murni ada sejumlah warga yang menolak proyek ini, karena mereka menilai demi IPAL yang belum tentu sukses ini, perusahaan telah merusak pasilitas jalan yang mungkin nilainya Ratusan Milyar.

Berdasarkan plang proyek yang sudah tidak terpasang lagi Waktu sebelumnya terlihat pelaksanaan selama 780 hari kalender, mulai proyek pada 9 November 2018 dan tanggal selesai proyek pada 27 Desember 2020. Sumber dana APBN namun sayang di plang itu tidak disebutkan nominalnya.

Proyek ini dikerjakan oleh, Kontraktor PT Wijaya Karya (WIKA), Karaga, KSO. Konsultan pengawas Pisc MSMIP ini juga dicurigai sebagai proyek "siluman" sebab ada warga yang tidak dapat melihat plang proyek ini.

Proyek IPAL itu sendiri dibangun terpat di jalan provinsi, jalan Kecamatan, Gang dan sejumlah jalan kelurahan, IPAL ini menggunakan fasilitas jalan untuk pembuatan saluran di bawahnya, sementara berdasarkan janji kontraktor pada RT/RW akan memperbaiki jalan seperti semula tapi yang dilihat warga jalan ini hanya ditutup balok cor semen saja.

Warga berharap proyek ini segera selesai dan mereka mengaku akan membangun usaha mereka kembali setelah rugi akibat proyek IPAL ini.**